Bahaya Salah Memilih Basic Intelektual dalam Organisasi

Bagikan Keteman :


Dalam setiap organisasi, memilih siapa yang menjadi basic intelektual — sosok atau kelompok yang bertugas membimbing arah berpikir, visi, dan strategi organisasi — adalah keputusan yang sangat fundamental. Sebab, keberadaan mereka akan sangat menentukan kekuatan atau kelemahan sebuah organisasi di masa depan.

Namun, apa yang terjadi jika pilihan itu keliru?
Jika yang diangkat menjadi basic intelektual justru seseorang yang lemah akalnya, terbatas pikirannya, sempit wawasannya, dan dangkal daya intelektualnya, maka organisasi tidak hanya berjalan tanpa arah, melainkan juga perlahan-lahan menuju kehancuran.

Dampak Salah Memilih Basic Intelektual

1. Visi Organisasi Menjadi Dangkal

Basic intelektual yang miskin imajinasi dan analisa tidak mampu merumuskan visi yang besar dan kuat. Visi organisasi pun menjadi dangkal, terbatas hanya pada pandangan jangka pendek yang mudah usang seiring waktu.

2. Keputusan Strategis Menjadi Lemah

Organisasi membutuhkan analisa tajam untuk membuat keputusan penting. Jika intelektualnya berpikiran sempit, keputusan yang diambil pun sering keliru, penuh risiko tersembunyi, atau tidak relevan dengan tantangan zaman.

3. Hilangnya Daya Saing Organisasi

Di tengah dunia yang terus berubah dan penuh kompetisi, organisasi harus mampu beradaptasi dan berinovasi. Tanpa pemikiran intelektual yang cerdas dan visioner, organisasi akan tertinggal, tersingkir, dan lambat laun hancur.

4. Budaya Mediokritas Menguasai

Intelektual yang lemah tidak akan mampu menginspirasi kualitas dan keunggulan dalam organisasi. Sebaliknya, budaya rata-rata, kompromistis, dan mengabaikan standar tinggi akan berkembang — membuat organisasi stagnan dan kehilangan semangat untuk bertransformasi.

5. Organisasi Rapuh Saat Krisis

Krisis adalah momen ujian nyata bagi kekuatan organisasi. Tanpa intelektual yang tajam, organisasi akan kehilangan arah saat badai menerpa, membuat keputusan panik, atau bahkan hancur karena salah langkah.

Analogi: Pilar Bangunan

Organisasi bisa dianalogikan seperti bangunan besar:

  • Basic intelektual adalah pilar-pilar struktur.
  • Pilar yang kokoh akan membuat bangunan tahan terhadap guncangan zaman.
  • Namun jika pilar itu rapuh, betapapun megahnya bangunan, ia akan roboh di tengah badai.

Membangun organisasi tanpa basic intelektual yang kuat ibarat membangun pilar dari kayu lapuk — tampak berdiri, tetapi mudah ambruk.

Kesimpulan

Memilih basic intelektual adalah langkah strategis, bukan sekadar formalitas.
Organisasi yang ingin bertahan dan unggul harus menempatkan orang-orang berkapasitas tinggi di posisi ini — mereka yang tidak hanya pintar, tetapi juga visioner, luas wawasannya, tajam nalarnya, dan kuat daya pikirnya.

Kesalahan dalam memilih akan berbuah mahal: organisasi yang lemah, rapuh, dan akhirnya runtuh.
Oleh karena itu, setiap organisasi yang bijaksana harus sangat selektif dan berhati-hati dalam menentukan siapa yang pantas memegang peran intelektual dasar ini.


By: Andik Irawan

Related posts

Leave a Comment