Jangan Mudah, Jangan Cepat, Jangan Terjebak Riba: Saatnya Organisasi Kita Berdaya dengan Cara Halal

Bagikan Keteman :


Di dunia organisasi, apalagi organisasi berbasis agama, kesempatan untuk mengelola dana amanah adalah sebuah kehormatan besar. Namun, sekaligus amanah yang berat. Sebab, setiap rupiah yang kita kelola akan dipertanggungjawabkan, bukan hanya di hadapan manusia, tapi di hadapan Allah Ta’ala.

Satu fenomena yang patut kita renungkan bersama adalah:
Ketika sebuah organisasi mendapat suntikan dana segar, niat awalnya tentu mulia — mengembangkan dana itu agar memberi manfaat lebih besar. Namun, sayangnya, terkadang jalan yang dipilih justru jalan yang dilarang.
Karena ingin mudah, karena ingin cepat, tanpa banyak berpikir panjang, dipilihlah cara meminjamkan dana dengan imbal hasil — memberi pinjaman dengan syarat keuntungan atau laba tertentu.
Ini, saudara-saudaraku, adalah riba. Riba yang dilarang dengan larangan keras dalam syariat Islam.

“Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.” (QS. Al-Baqarah: 275)

“Setiap pinjaman yang mendatangkan manfaat (bagi pemberi pinjaman) adalah riba.” (HR. Al-Baihaqi)

Bukankah ini cukup menjadi peringatan bagi kita?

Mengapa bisa terjadi?
Mungkin karena ketidaktahuan.
Mungkin karena ada kekeliruan dalam memahami definisi riba.
Mungkin juga karena godaan jalan pintas — ingin hasil instan tanpa lelah, tanpa resiko, tanpa inovasi.

Tetapi, sadarkah kita?
Mencari jalan halal memang lebih sulit.
Membuka usaha, berdagang, menjual jasa, mengembangkan proyek kreatif — semua itu butuh tenaga, butuh kerja keras, butuh kreativitas.
Namun justru di sanalah keberkahan itu lahir.

“Sesungguhnya Allah mencintai seorang mukmin yang bekerja keras.” (HR. Thabrani)

Mengembangkan dana dengan cara halal bukan hanya mungkin, tapi insya Allah lebih berkah.
Kita bisa:

  • Membuka usaha perdagangan kecil
  • Menjalankan layanan jasa
  • Membuat program pemberdayaan berbasis wakaf produktif
  • Menjadi mitra usaha halal berbasis syariah
  • Mengembangkan koperasi simpan pinjam syariah (tanpa riba)

Banyak jalan, selama kita mau berpikir, mau berikhtiar, mau menahan diri dari yang diharamkan.

Sebagai organisasi agama, seharusnya kita menjadi cahaya — penunjuk jalan yang benar di tengah kegelapan zaman. Bukan malah membuat umat bingung, apalagi tersesat.

Mari kita koreksi langkah.
Jika kita pernah salah, jangan malu untuk memperbaiki. Allah Maha Penerima taubat.
Lebih baik sedikit keuntungan yang halal, daripada keuntungan besar dari jalan yang haram.

Karena hakikatnya, rezeki itu bukan hanya tentang jumlah, tapi tentang berkah.
Dan berkah itu hanya datang lewat jalan yang halal.

Jangan cari yang mudah, tapi cari yang diridhai Allah.
Jangan cari yang cepat, tapi cari yang berkah.
Jangan kejar hasil dunia, tapi kejarlah keselamatan dunia dan akhirat.

Saatnya organisasi kita menjadi contoh:
Bukan hanya dalam visi dan misi, tapi dalam setiap rupiah yang kita kelola.
Karena sesungguhnya, kesuksesan sejati bukan soal berapa besar yang kita kumpulkan,
tapi seberapa bersih kita menjaganya di sisi Allah.


By: Andik Irawan

Related posts

Leave a Comment