Mengapa Seseorang dengan Usia Dewasa Tetap Memiliki Sikap Kekanak-Kanakan?

Bagikan Keteman :

Banyak orang yang, meskipun sudah berusia dewasa atau lanjut usia, masih menunjukkan sikap dan perilaku yang sangat kekanak-kanakan. Hal ini tentunya bisa menjadi pertanyaan besar, mengingat usia yang sudah cukup matang seharusnya mencerminkan tingkat kedewasaan tertentu. Lalu, apa yang sebenarnya terjadi pada seseorang yang meskipun sudah sangat berumur, namun sikap dan perilakunya masih seperti anak-anak?

Artikel ini akan membahas beberapa faktor yang dapat menjelaskan fenomena ini dan mengapa seseorang bisa tetap mempertahankan sikap kekanak-kanakan meskipun usia mereka sudah jauh dewasa.

Faktor Penyebab Seseorang Tetap Memiliki Sikap Kekanak-Kanakan

  1. Pengasuhan yang Tidak Mendukung Perkembangan Emosional Salah satu alasan mengapa seseorang tetap menunjukkan perilaku kekanak-kanakan meskipun sudah dewasa adalah pengasuhan yang tidak mendukung perkembangan emosional yang sehat. Jika seseorang dibesarkan dalam lingkungan yang tidak mengajarkan bagaimana cara mengelola emosi, menghadapi tantangan, atau mengambil tanggung jawab, mereka mungkin tidak akan pernah mengembangkan kedewasaan emosional.
    • Sebagai contoh, anak yang dimanjakan secara berlebihan atau tidak diajarkan untuk mandiri dan bertanggung jawab cenderung membawa kebiasaan tersebut hingga dewasa.
  2. Trauma atau Pengalaman Masa Kecil yang Belum Tuntas Pengalaman masa kecil yang traumatis atau penuh kekerasan dapat meninggalkan dampak yang mendalam dan menghambat perkembangan emosi seseorang. Seseorang yang mengalami trauma, seperti pengabaian, kekerasan, atau kehilangan orang yang sangat dekat, mungkin mengembangkan perilaku kekanak-kanakan sebagai cara untuk mencari kenyamanan atau perlindungan.
    • Trauma ini bisa menghalangi seseorang untuk berkembang menjadi lebih dewasa secara emosional, karena mereka cenderung menghindari kenyataan atau tanggung jawab dengan cara berperilaku seperti anak-anak.
  3. Keterlambatan dalam Perkembangan Emosional Perkembangan emosional seseorang tidak selalu sejalan dengan perkembangan fisiknya. Ada orang yang meskipun secara fisik sudah dewasa, namun secara emosional mereka belum sepenuhnya matang. Keterlambatan dalam perkembangan emosional ini bisa terjadi karena kurangnya pengalaman hidup yang menuntut mereka untuk mengelola perasaan atau menghadapi situasi yang menantang.
    • Jika seseorang tidak menghadapi tantangan atau situasi yang mengharuskan mereka untuk belajar mengelola emosi dan mengambil keputusan yang bijaksana, mereka mungkin tetap menunjukkan perilaku kekanak-kanakan.
  4. Kecanduan pada Kenyamanan dan Ketergantungan Beberapa orang memilih untuk menghindari tanggung jawab atau tantangan hidup dengan cara tetap bergantung pada orang lain. Mereka mungkin mencari kenyamanan dalam hubungan atau situasi yang memungkinkan mereka untuk tidak mengambil tanggung jawab penuh.
    • Pola ini dapat membuat mereka tetap berperilaku seperti anak-anak, yang lebih suka dimanja dan diurus oleh orang lain, tanpa merasa perlu bertanggung jawab atas hidup mereka sendiri.
  5. Masalah Kesehatan Mental Gangguan kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, atau gangguan kepribadian juga bisa memengaruhi perilaku seseorang, membuat mereka cenderung menunjukkan perilaku yang lebih kekanak-kanakan. Seseorang yang mengalami masalah psikologis tertentu mungkin merasa kesulitan untuk mengendalikan emosi atau menghadapi realitas hidup, yang kemudian tercermin dalam sikap mereka.
    • Perilaku ini bisa berupa ketergantungan yang berlebihan, penghindaran tanggung jawab, atau ketidakmampuan untuk menghadapi tantangan hidup dengan cara yang dewasa.
  6. Penghindaran Tanggung Jawab Salah satu alasan yang cukup umum mengapa seseorang dengan usia yang sudah matang tetap berperilaku kekanak-kanakan adalah ketakutan atau kecemasan terhadap tanggung jawab. Menghindari tanggung jawab adalah cara mereka untuk menghindari perasaan cemas atau tertekan. Mereka mungkin merasa tidak siap atau tidak mampu menghadapi konsekuensi dari tindakan mereka.
    • Orang yang menghindari tanggung jawab sering kali menunjukkan perilaku yang lebih bergantung pada orang lain atau situasi yang nyaman.
  7. Siklus Pola Pikir yang Tidak Banyak Berubah Beberapa orang memiliki pola pikir yang sulit berubah meskipun usia mereka sudah matang. Pola pikir ini sering kali terbentuk sejak masa kecil dan mendarah daging, sehingga orang tersebut cenderung bertindak dengan cara yang sama meskipun lingkungan mereka sudah berbeda.
    • Ini bisa terjadi pada orang yang tumbuh dengan pola perilaku egois, tidak bertanggung jawab, atau terlalu bergantung pada orang lain, sehingga mereka tetap mempertahankan pola tersebut hingga dewasa.
  8. Kehidupan yang Kurang Menantang Seseorang yang menjalani kehidupan yang relatif terlalu nyaman atau minim tantangan mungkin tidak merasa terdorong untuk mengembangkan kedewasaan. Jika seseorang tidak pernah menghadapi kesulitan atau situasi yang memerlukan keputusan matang, mereka cenderung tidak berkembang secara emosional.
    • Kehidupan yang terlalu dilindungi atau bebas dari tekanan bisa menghalangi seseorang untuk belajar keterampilan hidup yang diperlukan untuk menjadi dewasa.

Mengapa Perubahan Sulit Dilakukan?

Meskipun banyak faktor yang dapat menyebabkan seseorang mempertahankan perilaku kekanak-kanakan hingga dewasa, perubahan bisa menjadi hal yang sulit dilakukan. Beberapa alasan mengapa perubahan ini sulit terjadi antara lain:

  1. Polarisasi Psikologis – Sifat kekanak-kanakan sering kali sudah menjadi bagian dari kepribadian seseorang yang sulit diubah tanpa adanya upaya sadar dan pembelajaran yang berkelanjutan.
  2. Ketergantungan pada Lingkungan – Beberapa orang merasa nyaman dalam ketergantungan dan tidak termotivasi untuk berubah karena mereka merasa dapat menghindari tanggung jawab atau tantangan hidup.
  3. Kehidupan yang Tidak Terstimulasi – Jika seseorang tidak pernah dihadapkan pada situasi yang menuntut kedewasaan, mereka mungkin tidak merasa perlu untuk mengubah perilaku atau sikap mereka.

Kesimpulan

Meskipun usia seseorang sudah dewasa atau lanjut usia, kedewasaan emosional dan mental tetap merupakan proses yang harus terus dipelajari dan dikembangkan. Perilaku kekanak-kanakan yang terus dipertahankan bisa disebabkan oleh faktor pengasuhan, trauma masa kecil, masalah kesehatan mental, ketergantungan pada orang lain, atau penghindaran tanggung jawab. Jika seseorang merasa terjebak dalam perilaku tersebut, sangat penting untuk mencari dukungan melalui terapi, pendidikan emosional, dan pengembangan diri untuk mengatasi hambatan-hambatan ini dan berkembang menuju kedewasaan yang lebih matang.

By: Andik Irawan

Related posts

Leave a Comment