Menjawab Krisis Pembina: Saatnya Bangkit Menjadi Cahaya

Bagikan Keteman :


Di tengah riuhnya organisasi remaja dan pemuda hari ini, ada satu fenomena yang tak bisa kita abaikan: krisis pembina.
Ada organisasi yang kekurangan sosok pembina yang mumpuni.
Ada juga pembina berkualitas yang malah tidak dimanfaatkan, bahkan dilewati begitu saja.
Maka muncul pertanyaan:
Mengapa ini terjadi? Bagaimana kita memahaminya? Dan lebih penting lagi, bagaimana kita menyikapinya?

Membaca Krisis Ini Dengan Hati Terbuka

Organisasi sejatinya adalah tempat menempa jiwa, bukan sekadar tempat berkegiatan. Ia butuh sosok pembina:

  • Yang menanamkan nilai.
  • Yang membimbing dengan kasih sayang.
  • Yang menguatkan karakter, bukan hanya mengejar program.

Namun zaman bergeser. Banyak organisasi lebih tertarik pada kecepatan, popularitas, dan program besar dalam waktu singkat.
Di tengah arus itu, pembina dianggap terlalu lambat, terlalu kaku, terlalu banyak aturan.
Padahal sejatinya, pembina itulah penjaga ruh, penjaga arah, penjaga jiwa organisasi.

Bahkan terkadang, ketika ada pembina yang baik, ia dipinggirkan. Bukan karena kurang hebat, tapi karena idealismenya terasa “mengganggu” langkah-langkah pragmatis.

Inilah salah satu tanda krisis besar: saat kita lebih memilih hasil instan daripada proses pembinaan jangka panjang.

Jangan Menyerah: Jadilah Bagian dari Kebangkitan

Melihat kenyataan ini, mungkin kita merasa kecewa.
Namun jangan biarkan kekecewaan itu berubah menjadi keputusasaan.
Justru inilah saatnya bangkit.

Setiap krisis adalah panggilan bagi jiwa-jiwa pilihan untuk hadir, bertahan, dan menyalakan cahaya.

Jika hari ini kita sulit menemukan pembina,
Jika hari ini pembina yang baik disisihkan,
Maka kita harus bertanya pada diri sendiri:
Maukah aku menjadi bagian dari solusi?

Menjadi pembina tidak harus menunggu diangkat.
Menjadi pembina tidak harus menunggu posisi resmi.
Cukup mulai dari membina diri sendiri: menjaga akhlak, memperbaiki niat, menanamkan nilai dalam setiap langkah kecil.

Karena perubahan besar selalu bermula dari jiwa-jiwa kecil yang tidak menyerah pada keadaan.

Membangun Organisasi dari Ruh yang Sejati

Organisasi yang kuat bukan diukur dari ramainya acara.
Bukan dari banyaknya spanduk atau panggung megah.
Tetapi dari kuatnya ruh, kokohnya akhlak, dan tegaknya nilai di hati para anggotanya.

Dan semua itu, hanya mungkin terwujud dengan adanya pembinaan yang sabar, konsisten, dan penuh kasih sayang.

Maka, meski dunia organisasi hari ini tampak gersang,
Tetaplah bermimpi. Tetaplah menyalakan semangat.
Siapa tahu, melalui ketekunan dan keikhlasan kita,
akan lahir generasi baru:

  • Yang memahami pentingnya pembina,
  • Yang menghargai proses,
  • Yang membangun organisasi bukan dengan ego, tapi dengan cinta.

Penutup: Jadilah Cahaya, Walau Kecil

Dalam kegelapan, satu lilin kecil pun berharga.
Dalam krisis pembina hari ini, satu jiwa yang tetap bertahan membina diri dan orang lain — adalah harapan.

Karena setiap perubahan besar dimulai dari satu keputusan kecil: untuk tidak menyerah, dan tetap menyalakan cahaya.


By: Andik Irawan

Related posts

Leave a Comment