Fenomena Berorganisasi Tanpa AD/ART: Kebodohan Struktural atau Sekadar Bergerombol?

Bagikan Keteman :

Dalam beberapa waktu terakhir, marak muncul berbagai kelompok, komunitas, atau bahkan organisasi yang terbentuk tanpa memiliki Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART). Fenomena ini memunculkan perdebatan: apakah ini merupakan bentuk kebodohan struktural, sekadar gerakan pragmatis, atau bahkan cermin dari krisis kepemimpinan?

1. Minimnya Pemahaman terhadap Fungsi AD/ART

AD/ART merupakan fondasi hukum dan arah gerak dari suatu organisasi. Tanpa dokumen ini, organisasi ibarat kapal tanpa kompas. Namun sayangnya, banyak individu atau kelompok yang tidak memahami peran strategis AD/ART dalam menjaga ketertiban internal, mengatur mekanisme kepemimpinan, dan menyelesaikan konflik. Ketidaktahuan ini bisa dikategorikan sebagai kebodohan struktural—bukan karena mereka tidak cerdas, tetapi karena tidak memahami pentingnya aturan main dalam berorganisasi.

2. Budaya Grudak-Gruduk dan Instan

Di era digital yang serba cepat, semangat kolektif kerap dimobilisasi secara instan. Banyak yang lebih tertarik membentuk komunitas atau “organisasi” hanya demi eksistensi, pencitraan, atau mengikuti tren. AD/ART dianggap sebagai beban administratif yang justru memperlambat gerakan. Padahal, tanpa fondasi yang kuat, organisasi seperti ini rentan pecah, saling klaim, dan tidak berkelanjutan. Mereka sejatinya hanya bergerombol, bukan berorganisasi.

3. Populisme dan Gimmick Sosial

Tidak sedikit gerakan yang dibentuk untuk kepentingan viralitas atau pencitraan tokoh tertentu. Dalam konteks ini, organisasi tanpa AD/ART menjadi sarana populisme: mudah dibentuk, mudah digerakkan, dan mudah ditinggalkan. Aspek legalitas dan etika organisasi dikesampingkan demi kepentingan jangka pendek.

4. Krisis Kepemimpinan Demokratis

Ada pula motif yang lebih dalam—keinginan untuk mengendalikan organisasi tanpa kontrol kolektif. Dengan tidak adanya AD/ART, maka tidak ada aturan yang mengikat kepemimpinan. Figur sentral menjadi pemegang kuasa absolut. Ini mencerminkan krisis dalam kepemimpinan demokratis, di mana musyawarah, akuntabilitas, dan evaluasi tidak mendapat tempat.

Penutup: Antara Kepentingan dan Ketidaktahuan

Fenomena berorganisasi tanpa AD/ART bukanlah hal sepele. Ini mencerminkan tantangan besar dalam budaya berorganisasi di era modern. Apakah ini karena ketidaktahuan, kesengajaan, atau semangat yang belum terarah, semua pihak yang ingin membangun organisasi sehat perlu kembali pada prinsip-prinsip dasar: transparansi, akuntabilitas, dan struktur yang kuat.

Tanpa AD/ART, organisasi tak lebih dari kerumunan tanpa arah. Dan tanpa arah, gerakan hanya akan menjadi gaduh tanpa makna.

By: Andik Irawan

Related posts

Leave a Comment