Pentingnya Sosialisasi AD-ART di Tingkat Pimpinan Ranting Muhammadiyah: Menjaga Khittah, Membangun Kapasitas

Bagikan Keteman :


Pendahuluan

Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) merupakan garda terdepan dakwah Muhammadiyah di lingkungan masyarakat paling dasar—yakni desa, kelurahan, atau komunitas. Sebagai bagian dari struktur organisasi Muhammadiyah yang bersifat berjenjang, PRM tunduk sepenuhnya pada Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) yang telah disahkan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Dengan demikian, PRM tidak memiliki kewenangan untuk menyusun AD-ART sendiri, namun memiliki tanggung jawab penting untuk memahami, menginternalisasi, dan melaksanakan AD-ART tersebut secara konsisten.

Namun demikian, dalam praktiknya, PRM memiliki fleksibilitas untuk menyesuaikan pelaksanaan teknis sesuai kebutuhan lokal melalui penyusunan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dan Petunjuk Teknis (Juknis) yang bersifat pelengkap dan implementatif. Dokumen ini disusun oleh pengurus dan anggota PRM, selama tidak bertentangan dengan AD-ART Muhammadiyah yang menjadi landasan utama.

Mengapa Sosialisasi AD-ART Diperlukan di PRM?

1. Memperkuat Kesadaran Organisasi

AD-ART bukan sekadar dokumen administratif, melainkan manifestasi nilai dan arah perjuangan Muhammadiyah. Sosialisasi membantu seluruh pengurus dan anggota memahami pijakan ideologis dan aturan main dalam berorganisasi.

2. Menjaga Kesatuan Gerakan

Dengan pemahaman AD-ART yang utuh, PRM dapat bergerak sejalan dengan visi-misi Persyarikatan secara nasional, tanpa keluar dari jalur perjuangan.

3. Meningkatkan Profesionalisme Organisasi

AD-ART memberi panduan dalam pengelolaan organisasi secara tertib, transparan, dan akuntabel. Sosialisasi akan memperkuat etika berorganisasi dan kinerja pengurus.

4. Membuka Ruang Inovasi yang Terkontrol

Melalui Juklak atau Juknis berbasis lokal, PRM bisa menyesuaikan kegiatan dakwah dan pelayanan sosial sesuai kebutuhan masyarakat sekitar, dengan tetap berpijak pada garis besar organisasi.


Strategi Efektif Sosialisasi AD-ART di PRM

1. Pelatihan dan Orientasi Pengurus Baru

Setiap pembentukan kepengurusan baru perlu diawali dengan pelatihan dasar yang mencakup pemahaman tentang sejarah Muhammadiyah, struktur organisasi, nilai-nilai dasar, serta pokok-pokok AD-ART.

2. Penyebaran Dokumen AD-ART dan Panduan Pendukung

PRM dapat mendistribusikan salinan AD-ART dalam bentuk buku atau digital kepada seluruh pengurus dan anggota. Untuk memudahkan pemahaman, sebaiknya dilengkapi dengan panduan ringkas atau modul praktis.

3. Kajian Rutin dan Diskusi Organisasi

Dalam rapat kerja atau forum rutin PRM, sempatkan sesi khusus untuk membedah pasal-pasal penting AD-ART secara bertahap. Kajian interaktif akan mendorong keterlibatan dan pemahaman yang lebih mendalam.

4. Penyusunan Juklak atau Juknis PRM

PRM diperkenankan untuk menyusun Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) atau Petunjuk Teknis (Juknis) yang relevan dengan konteks lokal. Misalnya, Juklak kegiatan pendidikan anak usia dini, Juknis pengelolaan koperasi syariah ranting, atau tata kelola amal usaha ranting.

Catatan penting: Juklak/Juknis ini tidak boleh bertentangan dengan AD-ART Muhammadiyah dan sebaiknya disahkan dalam rapat PRM secara musyawarah mufakat.

5. Integrasi dalam Program Kaderisasi

Program pengkaderan seperti Darul Arqam atau pengajian organisasi harus menyertakan materi AD-ART, agar pemahaman terhadap dasar organisasi ditanamkan sejak awal pada para kader.


Penutup

Pimpinan Ranting Muhammadiyah memegang peran penting sebagai ujung tombak dakwah dan pengabdian Muhammadiyah di tengah masyarakat. Meskipun tidak berwenang menyusun AD-ART sendiri, PRM tetap dituntut untuk menghidupkan isi dan semangat AD-ART melalui program kerja dan tata kelola organisasi yang baik. Melalui sosialisasi AD-ART yang sistematis, ditambah dengan penyusunan Juklak dan Juknis yang kontekstual dan aplikatif, PRM dapat tumbuh menjadi struktur yang kokoh, responsif, dan tetap berada dalam rel ideologi Muhammadiyah yang mencerahkan.


By: Andik Irawan

Related posts

Leave a Comment