Krisis Uswah: Saat Dakwah Kehilangan Teladan

Bagikan Keteman :

Krisis Uswah: Saat Dakwah Kehilangan Teladan

Di tengah gemuruh suara dakwah yang berseliweran di layar kaca, media sosial, panggung kajian, dan mimbar-mimbar masjid—hari ini kita dihadapkan pada sebuah kenyataan yang menyedihkan: dakwah sedang krisis teladan.

Krisis uswah.

Banyak tokoh agama yang dulu kita hormati kini terjebak dalam pusaran kepentingan. Mereka dulunya hanya ingin menyampaikan kebenaran, tapi kini mulai tergelincir ke arah membangun pengaruh, mencari pengikut, dan mempertahankan posisi.

Dan tanpa sadar, mereka kehilangan arah.


Dai Hari Ini: Di Persimpangan Jalan

Di satu sisi, mereka bicara tentang kebaikan, keikhlasan, dan ukhuwah. Tapi di sisi lain, mereka mulai menunjukkan wajah-wajah baru:

  • Membela kelompok, bukan lagi membela umat.
  • Mencari panggung, bukan lagi mencari ridha Allah.
  • Mempertahankan pengikut, bukan lagi menyampaikan kebenaran dengan lapang dada.

Umat pun bingung.
Siapa yang harus dipercaya?
Mana suara yang benar-benar murni dari hati yang tulus?


Kita Butuh Lebih Banyak Teladan, Bukan Lebih Banyak Ceramah

Mari jujur pada diri sendiri.
Umat hari ini tidak kekurangan dai. Tidak kekurangan ustaz. Tidak kekurangan konten dakwah.
Tapi kita sangat kekurangan figur yang bisa diteladani.

Figur yang:

  • Jika bicara, kita percaya.
  • Jika diuji, ia tetap tenang.
  • Jika diserang, ia tetap adil.
  • Jika salah, ia minta maaf tanpa gengsi.

Kita rindu teladan.
Rindu melihat dai yang tidak hanya lantang berbicara, tapi juga tenang dalam berbuat.
Yang tidak haus pujian, tidak lapar jabatan, dan tidak silau popularitas.


Dakwah Itu Bukan Tentang Jumlah, Tapi Ketulusan

Rasulullah SAW tidak pernah sibuk menghitung jumlah pengikut.
Beliau sibuk membangun manusia, membentuk karakter, dan menjadi teladan yang hidup.

Beliau menang bukan karena banyak pengikut, tapi karena beliau adalah pribadi yang tulus, sabar, tegas, dan lembut—semua dalam satu jiwa.

“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu uswah (teladan) yang baik bagi kalian…”
(QS. Al-Ahzab: 21)

Hari ini, kita butuh lebih banyak dai yang mewarisi ruh itu.
Bukan hanya menyampaikan ayat, tapi menjadi wujud ayat itu sendiri.


Motivasi untuk Para Dai: Jadilah Cermin Cahaya, Bukan Bayangan Kepentingan

Wahai para dai…
Jika engkau ingin membawa perubahan, mulailah dengan menjadi cermin yang jernih.
Jadilah orang yang tetap teguh saat digoda, tetap jujur saat ditawari, dan tetap ikhlas saat tidak dikenal.

Umat tidak butuh superstar.
Umat butuh ayah yang menuntun, kakak yang membimbing, sahabat yang menguatkan.

Karena satu teladan hidup, bisa lebih kuat dari seribu dalil indah.
Dan satu akhlak yang tulus, bisa menumbuhkan cinta yang tak akan pudar.


Penutup: Dakwah Adalah Jalan Panjang Para Pecinta Kebenaran

Mari kita luruskan niat, kita jaga hati, dan kita kuatkan langkah.
Dakwah bukan soal siapa yang paling dikenal, tapi siapa yang paling sabar menjaga keikhlasan.

Kita tidak sedang membangun nama. Kita sedang memperjuangkan nurani.
Dan dakwah akan kembali bersinar—bila orang-orang yang mengusungnya kembali menjadi uswah:

  • Jujur,
  • Tulus,
  • Lembut,
  • Tangguh,
  • Dan istiqamah.

By: Andik Irawan

Related posts

Leave a Comment