Dicintai Allah: Keberuntungan Tertinggi dalam Hidup
Dalam prinsip ajaran Islam, manusia yang paling dicintai dan disayangi Allah bukanlah yang paling kaya, bukan pula yang paling terkenal atau berkuasa. Melainkan mereka yang di dalam dadanya tertanam dengan kokoh tuntunan ajaran Islam — yang memahami syariat-Nya secara mendalam, lalu mengamalkannya dengan penuh kesadaran dan keikhlasan.
Pemahaman Agama: Tanda Pilihan Ilahi
Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan untuknya, maka Allah akan memahamkannya dalam urusan agama.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini adalah sebuah isyarat besar: bahwa kemampuan memahami agama bukan semata hasil belajar atau kecerdasan intelektual, tapi tanda bahwa Allah telah memilih hamba itu untuk kebaikan. Tuhan sendiri yang menaruh ilmu itu ke dalam hatinya, membukakan mata batinnya, dan membimbingnya untuk menempuh jalan kebenaran.
Ilmu yang Hidup, Amal yang Menyala
Pemahaman agama yang benar tidak berhenti pada teori atau hafalan. Ia menjelma menjadi amal nyata yang menyala dalam keseharian. Orang yang dicintai Allah bukan hanya tahu apa yang benar, tetapi juga menjadikan kebenaran itu sebagai gaya hidup.
Mereka menjadikan salat sebagai penyejuk hati. Mereka bersikap jujur meski menyakitkan, berbuat baik walau tidak dilihat, dan tetap sabar meski dunia menekan. Dalam setiap langkah mereka, ada cahaya tuntunan Ilahi.
Harta dan Tahta Tidak Seberharga Cinta Tuhan
Dunia sering mengagungkan kekayaan dan kekuasaan, tapi tahta tertinggi dalam Islam adalah menjadi hamba yang dicintai Allah. Harta bisa lenyap. Jabatan bisa tergeser. Namun cinta Allah adalah kekayaan abadi yang membawa ketenangan dunia dan keselamatan akhirat.
“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan harta kalian, tetapi Allah melihat kepada hati dan amal kalian.”
(HR. Muslim)
Mereka yang mendapat cinta Allah, bahkan jika hidup sederhana, tetap lebih mulia dibanding raja yang lalai dari Tuhannya. Karena hakikat kemuliaan bukan dinilai oleh dunia, tapi oleh nilai kita di sisi-Nya.
Keberuntungan Sejati: Dipilih untuk Mencintai-Nya
Ketika Allah memilih seorang hamba untuk mencintai agama-Nya, mempelajari syariat-Nya, dan mempraktikkannya dalam hidup, itu bukan hal kecil — itu adalah anugerah terbesar. Hamba seperti ini adalah orang paling beruntung, karena ia telah menemukan tujuan hidup yang hakiki: mendekat dan dicintai oleh Sang Pencipta.
Penutup: Jadilah Hamba yang Dicintai
Dalam hidup ini, ada banyak hal yang bisa kita kejar. Tapi jangan sampai kita lupa mengejar yang paling utama: menjadi hamba yang Allah cintai.
Pelajari Islam dengan hati terbuka. Amalkan ajarannya dengan ikhlas. Biarkan Allah menanamkan cahaya-Nya dalam jiwamu. Karena saat cinta Allah menghampiri, dunia tak lagi penting, dan surga menjadi tujuan pasti.
By: Andik Irawan