Masyarakat yang baik dan maju bukan terbentuk secara tiba-tiba. Ia merupakan hasil dari kumpulan rumah tangga yang sehat, harmonis, dan sejahtera—baik secara jasmani maupun rohani. Namun, sering kali kita terjebak pada pemahaman sempit bahwa kesejahteraan hanya sebatas ekonomi. Padahal, pondasi utama rumah tangga sejahtera adalah pribadi-pribadi yang memiliki pemahaman agama yang baik.
Ilmu Agama sebagai Pilar Rumah Tangga Sejahtera
Lepas dari faktor ekonomi, seseorang yang memiliki wawasan dan pengamalan agama yang kuat akan tetap berguna dalam kehidupan. Ia akan tahu bagaimana bersikap, bersyukur, dan menjaga akhlak dalam berbagai situasi—baik dalam keadaan berkecukupan maupun kekurangan.
Pribadi yang terdidik secara agama akan menjadi suami yang bertanggung jawab, istri yang cerdas secara spiritual, dan anak-anak yang santun serta berbakti. Maka dari itu, jika setiap rumah tangga memiliki anggota keluarga yang terdidik secara agama, bisa dipastikan masyarakat akan menjadi kuat, sehat, dan penuh nilai kebaikan.
Sinergi Antar Elemen Masyarakat: Kunci Pembentukan Karakter
Namun, membentuk pribadi-pribadi seperti itu tidak bisa diserahkan sepenuhnya pada keluarga saja. Diperlukan sinergi antar elemen masyarakat, seperti:
- Lembaga Pendidikan Formal dan Nonformal
Dari TPA, TPQ, MI hingga MTs, semua harus bergerak selaras. Kurikulum harus mendukung pembentukan akhlak, bukan sekadar pengetahuan akademik. Kegiatan keagamaan tidak boleh bersifat seremonial semata, tetapi menyentuh nilai-nilai kehidupan nyata. - Organisasi Keagamaan dan Sosial
Pimpinan Ranting Muhammadiyah, Aisyiyah, Takmir Masjid, Majelis Ta’lim, dan organisasi sejenis memiliki tanggung jawab besar. Pertanyaannya: Apakah mereka telah melaksanakan pendidikan agama yang baik dan berkelanjutan? Apakah program yang dijalankan benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat? - Peran Tokoh Agama dan Sesepuh
Para tokoh agama dan sesepuh masyarakat tidak cukup hanya menjadi simbol. Mereka harus aktif membina anak muda, memberikan nasihat kepada rumah tangga, serta menjadi contoh dalam kehidupan sehari-hari. - Perempuan dan Ibu Rumah Tangga
Pendidikan agama bagi kaum ibu adalah pilar penting. Melalui majelis taklim, halaqah, atau kelompok pengajian, para ibu harus mendapatkan asupan ruhani yang kuat agar mampu mendidik generasi selanjutnya dengan nilai-nilai Islam.
Bahaya Jika Tidak Terintegrasi
Jika elemen-elemen di atas berjalan sendiri-sendiri, bahkan vakum, maka jangan berharap terbentuknya pribadi yang baik. Jika pribadi tidak baik, rumah tangga pun tidak akan sehat. Dan jika rumah tangga tidak sehat, jangan harap masyarakat menjadi baik—itu mustahil.
Ketidaksinergisan akan menimbulkan kekosongan spiritual, lemahnya karakter, dan akhirnya krisis nilai dalam masyarakat.
Kesimpulan: Tanggung Jawab Bersama
Membentuk masyarakat sejahtera bukanlah tugas satu lembaga atau satu tokoh, tetapi merupakan tanggung jawab kolektif. Semua pihak—pendidikan, organisasi, tokoh agama, hingga keluarga—harus bersatu padu, berkolaborasi, dan bergerak dengan satu visi.
Jika setiap pribadi dibina dengan baik, rumah tangga akan menjadi kokoh. Jika rumah tangga kokoh, masyarakat akan kuat. Maka sejahteralah negeri ini.
By: Andik Irawan