Menjadi manusia baik, suci, dan sholeh—bukan sekadar impian mulia, tetapi tanggung jawab besar yang menuntut kesungguhan luar biasa. Dalam banyak pengajian, khutbah, dan nasihat keagamaan, kita sering mendengar ajakan untuk menjadi pribadi sholeh. Tapi apakah kita benar-benar memahami betapa kompleks dan seriusnya jalan menuju keshalihan itu? Keshalihan bukanlah produk instan. Ia tidak cukup hanya dengan niat baik dan pakaian religius. Ia adalah buah dari proses panjang yang menyentuh segala aspek kehidupan manusia, lahir dan batin, jasmani dan ruhani. 🌱 Keshalihan Bukan Warisan, Tapi Perjuangan Banyak yang beranggapan bahwa jika seseorang…
Read MoreHari: 6 Juli 2025
Tragedi Organisasi Dakwah: Ketika Keikhlasan Tumbang oleh Ego Golongan
Tragedi Organisasi Dakwah: Ketika Keikhlasan Tumbang oleh Ego Golongan Dakwah adalah jalan para nabi. Ia seharusnya suci, tulus, dan bebas dari kepentingan duniawi. Namun realitas hari ini justru menunjukkan ironi yang mengiris hati: banyak organisasi dakwah Islam yang terpecah, tidak bersatu, bahkan saling melemahkan satu sama lain. Padahal semua mengaku membawa nama Tuhan. Mengapa sesama pejuang agama bisa saling mencurigai?Mengapa sesama penyeru tauhid bisa saling menjatuhkan? Jawabannya terletak pada niat: ketika dakwah tidak lagi murni untuk Allah, melainkan telah tersusupi oleh ego golongan dan ambisi pribadi. 🏴 Dakwah yang Terjebak…
Read MoreKetika Pesantren Menjadi Simbol: Antara Syiar dan Ambisi
Ketika Pesantren Menjadi Simbol: Antara Syiar dan Ambisi Di tengah bangkitnya kesadaran umat terhadap pentingnya pendidikan agama, pesantren menjadi simbol religius yang mentereng. Tak sedikit orang bermimpi besar: ingin membangun pesantren megah, dengan ribuan santri, fasilitas lengkap, dan pengaruh sosial yang luas. Keinginan itu tentu tak salah—bahkan bisa menjadi ladang pahala yang sangat besar. Namun, di balik mimpi besar itu, ada bahaya tersembunyi yang harus diwaspadai: yakni ketika niat menyimpang dari ridha Allah, dan menjelma menjadi ambisi pribadi yang dibungkus jubah agama. 🕌 Pesantren: Simbol Keagungan, atau Ajang Pencitraan? Mendirikan…
Read MoreBeragama Demi Dunia: Penyimpangan Tersembunyi
Uraian ini merupakan potret menyedihkan tentang instrumentalitas agama—yakni saat agama dijadikan alat untuk kepentingan pribadi, bukan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Ini bukan sekadar penyimpangan perilaku, tetapi penyimpangan niat yang sangat serius dan dapat merusak seluruh amal kebaikan, meski secara tampilan tampak saleh dan religius. Ketika seseorang menjalankan agama bukan karena kecintaan kepada Allah, tapi karena agama memberinya keuntungan dunia—baik itu berupa uang, pengaruh, citra sosial, atau kekuasaan—maka sesungguhnya ia tidak sedang beragama, melainkan sedang berbisnis atas nama agama. Ia menyangka: Padahal, bisa jadi semua yang ia anggap “berkah”…
Read MoreTauhid Itu Tersembunyi, Tapi Mendasar
Uraian ini adalah inti terdalam dari akidah tauhid dan keikhlasan, yakni bahwa hakikat amal tidak ditentukan oleh tampilan lahiriah, melainkan oleh isi hati—sesuatu yang hanya diketahui oleh diri sendiri dan Tuhan. Aqidah Tauhid—yakni keyakinan bahwa hanya Allah satu-satunya yang berhak disembah, ditaati, dan dijadikan tujuan—itu letaknya dalam hati dan pikiran. Ia tidak tampak secara fisik. Seseorang bisa berdiri paling depan dalam shalat, menangis dalam doa, berzikir dengan suara lantang—namun jika dalam hatinya bukan Allah yang menjadi tujuan, maka semua itu bisa menjadi sia-sia di sisi Tuhan. Lahiriah Bisa Menipu, Hati…
Read MoreBERAGAMA: UNTUK TUHAN ATAU UNTUK DIPUJI?
Di zaman ini, beragama telah menjadi bagian dari identitas sosial. Semakin banyak orang berlomba-lomba menampilkan kesalehan—baik melalui ritual yang meriah, ceramah yang menggelegar, busana yang Islami, hingga aktivitas sosial keagamaan yang ramai disorot kamera. Tapi benarkah semua itu dilakukan demi Allah? Atau jangan-jangan hanya demi ego, demi validasi, demi pujian? Hati-Hati dengan Niat Nabi Muhammad ď·ş telah memberi peringatan yang sangat jelas dan menggetarkan jiwa: “Sesungguhnya amal perbuatan tergantung pada niat, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan.”(HR. Bukhari dan Muslim) Lebih jauh lagi, dalam sebuah…
Read MoreKetika Sholat Diterjemahkan dalam Hidup: Membentuk Manusia Luhur
Ketika Sholat Diterjemahkan dalam Hidup: Membentuk Manusia Luhur Sholat bukan sekadar serangkaian gerakan tubuh dan bacaan yang dihafal. Sholat adalah inti ibadah dalam Islam, dan sekaligus media pendidikan spiritual yang paling mendalam. Bila dipahami dan diterjemahkan secara luas ke dalam kehidupan nyata, sholat mampu membentuk pribadi manusia yang luhur dan mulia. 1. Sholat Adalah Pendidikan Jiwa dan Akhlak Allah SWT menyebutkan secara jelas dalam Al-Qur’an: “Sesungguhnya sholat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.”(QS. Al-Ankabut: 45) Artinya, jika sholat benar-benar dijalankan dengan penghayatan penuh, maka ia akan menjadi penjaga akhlak…
Read MoreSimbol Bukan Segalanya: Kedewasaan Beragama Terletak pada Esensi, Bukan Gaya
Ini merupakan akar dari krisis kedewasaan beragama yang banyak terjadi saat ini. Simbol Bukan Segalanya: Kedewasaan Beragama Terletak pada Esensi, Bukan Gaya Dalam kehidupan beragama, simbol memang penting. Ia adalah penanda identitas, media komunikasi, dan sarana pengingat akan nilai-nilai luhur. Namun ketika simbol dijadikan kebanggaan utama, bahkan dijadikan ukuran kehebatan seseorang dalam beragama, di situlah agama mulai kehilangan makna sejatinya. Berbangga dengan simbol agama adalah ciri keagamaan yang kekanak-kanakan.Dewasa dalam beragama adalah berfokus pada esensi dan substansi. 1. Simbol dalam Agama: Banyak, Tapi Bukan Tujuan Islam memiliki banyak simbol dan…
Read MoreDesa Penuh Rumah Ibadah, Tapi Kosong dari Esensi Agama
Ini merupakan refleksi mendalam dan kritis terhadap realitas keberagamaan di tingkat akar rumput, khususnya di desa-desa Muslim yang secara lahir tampak religius, tapi secara sosial justru mengalami kehampaan nilai dan krisis moral. Desa Penuh Rumah Ibadah, Tapi Kosong dari Esensi Agama Kita patut bersyukur jika di sebuah desa banyak berdiri musholla, masjid, pesantren, majelis taklim, dan organisasi dakwah. Tapi mari kita jujur: apakah semua itu sungguh mencerminkan kehidupan Islami yang sejati? Apakah keberadaan semua simbol dan fasilitas keagamaan itu betul-betul berdampak pada akhlak masyarakat? Pada kesejahteraan kaum lemah? Pada kecintaan…
Read MoreMenjaga Esensi Agama: Jangan Terjebak dalam Ritual Tanpa Makna
Inti terdalam dari keberagamaan yang benar, yaitu memahami agama bukan sekadar kumpulan ibadah lahiriah, tapi sebagai sistem kehidupan yang menjaga martabat dan kemanusiaan. Pemahaman ini sangat penting untuk diluruskan di tengah kondisi umat yang hari ini sering terjebak pada euforia ritual, tapi melalaikan substansi. Dalam Islam, ritual ibadah seperti sholat, puasa, zakat, haji, dan dzikir adalah jalan menuju kedekatan kepada Allah. Tapi ibadah yang sejati bukan hanya soal gerakan tubuh dan bacaan lisan, melainkan bagaimana dampaknya terhadap jiwa, akhlak, dan masyarakat. Sayangnya, hari ini banyak yang mengejar semarak ibadah ritual,…
Read More