Sibuk Menjaga Amanah: Hidup yang Penuh Arti dan Terhindar dari Nafsu Duniawi
“Sesungguhnya kami telah menawarkan amanah kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, namun semuanya enggan untuk memikulnya karena beratnya, lalu manusia menerimanya. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat bodoh.”
(QS. Al-Ahzab: 72)
Hidup ini bukan sekadar perjalanan lahiriah. Ia adalah misi besar yang penuh dengan amanah. Setiap detik waktu, setiap potong tubuh, setiap ilmu, harta, dan kekuatan yang dimiliki — semua itu adalah titipan dan tugas. Ia akan dimintai pertanggungjawaban. Dan semakin tinggi kesadaran seseorang akan hal ini, maka semakin serius ia menjalani hidupnya. Ia tidak akan sempat bermain-main dengan hawa nafsunya.
🔍 Kesadaran Tinggi Mengubah Arah Hidup
Ketika seseorang menyadari bahwa hidup ini hanyalah amanah, maka pikirannya akan sibuk memikirkan bagaimana menjalankan amanah ini dengan baik. Ia akan gelisah bukan karena tidak punya harta, tapi karena takut tidak amanah. Ia akan resah bukan karena tidak populer, tapi karena khawatir waktunya terbuang sia-sia.
Ia tidak punya waktu untuk menuruti nafsu duniawi, karena jiwanya terlalu sibuk memikirkan bagaimana cara mempertanggungjawabkan semua ini di hadapan Allah.
🕰️ Amanah Usia: Waktu Bukan untuk Dihabiskan, tapi Diisi
Usia adalah amanah paling dasar. Waktu yang terus berjalan tak akan pernah kembali. Maka pertanyaannya:
- Sudah kita pakai untuk apa?
- Sudahkah waktu kita terisi dengan kebaikan, ilmu, dan amal?
- Atau justru kita habiskan untuk mengejar hal-hal yang tak kekal?
Rasulullah ﷺ bersabda: “Tidak akan bergeser kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai ia ditanya tentang… umurnya, untuk apa dihabiskan…” (HR. Tirmidzi)
📚 Amanah Ilmu, Wawasan, dan Kemampuan Berpikir
Ilmu bukan untuk dibanggakan, tapi untuk dimanfaatkan dan disebarkan. Allah tidak memberikan kecerdasan dan wawasan agar kita merasa unggul, tetapi agar kita:
- Menjadi pemimpin dalam kebaikan,
- Menuntun yang bodoh, bukan merendahkan,
- Mengajak kepada kebenaran, bukan menyesatkan.
Ilmu adalah cahaya. Maka siapa yang menyalahgunakan ilmu untuk membela kebatilan, maka ia sedang mengkhianati amanah akal dan pikiran.
💰 Amanah Harta: Dari Mana dan untuk Apa?
Harta adalah ujian yang sangat besar. Ia amanah yang akan ditanya dua hal:
- Dari mana diperoleh? Apakah dengan cara halal, penuh kejujuran dan kerja keras?
- Untuk apa digunakan? Apakah digunakan untuk diri sendiri semata, atau juga untuk membantu yang membutuhkan?
“Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan…” (QS. Al-Anfal: 28)
Harta bukan untuk ditimbun, bukan pula untuk pamer. Harta adalah alat ibadah, jalan untuk mendekat kepada Allah melalui zakat, infaq, wakaf, dan sedekah.
🧠 Amanah Tubuh: Setiap Anggota Akan Bicara
- Hati: Apakah kita isi dengan dengki atau cinta?
- Telinga: Apa yang kita dengar, musik atau nasihat?
- Mata: Ke mana kita arahkan pandangan?
- Lisan: Apakah ia digunakan untuk dusta, ghibah, atau dakwah?
- Tangan dan kaki: Digunakan untuk maksiat atau amal?
Di hari kiamat nanti, semua akan bersaksi: “Hari ini Kami tutup mulut mereka; tangan mereka akan berkata kepada Kami, dan kaki mereka akan bersaksi atas apa yang dahulu mereka kerjakan.” (QS. Yasin: 65)
Maka jagalah tubuh kita sebagai alat pengabdian, bukan sebagai alat pelampiasan hawa nafsu.
🌟 Jika Sibuk Menjaga Amanah, Nafsu Tak Punya Ruang
Inilah inti dari semua ini:
Orang yang sibuk memikirkan bagaimana menjaga amanah hidupnya dengan baik, takkan sempat sibuk dengan nafsunya.
Karena:
- Ia tahu setiap gerak tubuhnya akan dimintai pertanggungjawaban.
- Ia sadar setiap detik usianya akan dihisab.
- Ia mengerti bahwa hawa nafsu hanya akan menjatuhkannya, bukan mengangkatnya.
Maka ia memilih hidup dalam kesederhanaan, kesungguhan, dan pengabdian. Ia hidup untuk berbuat baik, bukan untuk mencari kesenangan sesaat.
🌿 Penutup: Jadikan Hidupmu Amanah yang Mulia
Hidup ini bukan tentang seberapa banyak kita dapatkan, tapi seberapa baik kita menjaga apa yang telah dititipkan. Amanah hidup ini terlalu besar untuk diabaikan, terlalu agung untuk dimainkan.
Jangan rusak amanahmu hanya karena nafsu sesaat.
Jangan sia-siakan waktu hanya untuk mengejar pujian fana.
Jadilah manusia yang sibuk menjaga amanah, bukan sibuk memuaskan diri.
Karena kelak di hadapan Allah, tidak ditanya: “Seberapa banyak kamu miliki?”
Tetapi:
“Bagaimana kamu menjaga yang telah Aku titipkan padamu?”
By: Andik Irawan