Dakwah Bukan Sekadar Seremonial — Mari Hidupkan Kembali Ruhnya!
Saudaraku…
Coba kita jujur sejenak.
Apa yang sering kita lihat dari dakwah hari ini?
Acara pengajian. Panggung megah. Kata-kata indah. Jamaah berbondong-bondong. Ustadz datang, ceramah disampaikan, hadirin mendengarkan… lalu selesai. Semua pulang. Dan kehidupan kembali seperti semula.
Tapi saya bertanya… di mana ruh dakwah itu sendiri?
Apakah dakwah hanya sekadar seremoni? Apakah dakwah hanya berhenti di panggung?
Sebab, kalau dakwah hanya tinggal simbol…
Kalau dakwah hanya menjadi acara…
Maka sesungguhnya dakwah itu tidak ada!
Buktinya?
Lihatlah di sekitar kita!
Riba merajalela, suap menjadi hal biasa, kebohongan dianggap cerdas, penipuan dianggap pintar. Joget tak senonoh dipertontonkan tanpa malu. Miras, judi, dan segala kemaksiatan berjalan dengan aman… tanpa rasa takut, tanpa rasa bersalah!
Apakah ini bukan bukti bahwa dakwah kita kehilangan nyawanya?
Apakah ini bukan tanda bahwa kita sibuk dengan acara… tapi lupa pada misi?
Saudaraku…
Jika dakwah yang kita jalankan tidak mengubah hati manusia…
Jika dakwah yang kita lakukan tidak mengurangi kemaksiatan…
Jika dakwah yang kita adakan tidak membuat orang semakin dekat kepada Allah…
Maka kita harus berani mengakui — kita belum benar-benar berdakwah!
Dakwah itu bukan hanya bicara.
Dakwah itu bukan hanya mengutip ayat dan hadits.
Dakwah itu adalah hadir di tengah umat. Menyapa yang lapar, menguatkan yang lemah, mengangkat yang terjatuh, mengajak yang tersesat kembali ke jalan-Nya.
Kita tidak butuh dakwah yang hanya jadi tontonan. Kita butuh dakwah yang jadi teladan!
Kita tidak butuh dakwah yang hanya sekadar kata. Kita butuh dakwah yang jadi nyata!
Maka, mari kita hidupkan kembali ruh dakwah itu.
Mari kita bawa dakwah dari mimbar ke pasar, dari masjid ke rumah-rumah, dari lisan ke aksi.
Jadikan dakwah kita cahaya yang menghangatkan hati, bukan sekadar lampu panggung yang mati setelah acara selesai.
Ingatlah… dakwah sejati bukan diukur dari berapa banyak acara kita adakan, tapi dari berapa banyak hati yang kembali kepada Allah karena kita.
Saudaraku…
Mari kita mulai dari diri kita. Mari kita buat dakwah ini hidup. Mari kita jadikan dakwah bukan hanya yang terdengar… tapi yang terasa.
By: Andik Irawan