Ego, Ambisi, dan Mimpi: Tiga Hal yang Bisa Mengangkat atau Menjatuhkan

Bagikan Keteman :


Ego, Ambisi, dan Mimpi: Tiga Hal yang Bisa Mengangkat atau Menjatuhkan

Setiap manusia punya ego, punya ambisi, dan punya mimpi. Ketiganya adalah bagian dari fitrah. Tapi jika tidak disadari dan tidak dikendalikan, justru bisa menjadi tiga racun halus yang perlahan-lahan menghancurkan diri sendiri.

1. Ego: Musuh yang Tinggal di Dalam Diri

Ego membuat seseorang sulit dikritik. Ia merasa paling benar, paling tahu, dan paling suci. Padahal, orang yang terlalu dikendalikan oleh ego akan terasing dari kebenaran. Ia sulit bertumbuh, karena menolak masukan. Ia menolak nasihat, karena merasa tidak butuh.

“Orang yang paling sulit diselamatkan adalah orang yang tak merasa dirinya perlu diselamatkan.”

Ego yang tidak disadari akan berubah menjadi kesombongan, dan kesombongan adalah awal kehancuran.


2. Ambisi: Pisau Bermata Dua

Ambisi adalah tenaga penggerak. Ia bisa membuat manusia bangkit dan bergerak. Tapi ambisi yang buta arah, tanpa nilai dan kontrol, akan berubah menjadi obsesi akan dunia, ketamakan, dan kerakusan.

Ambisi bisa membuat seseorang mengorbankan segalanya: waktu, keluarga, bahkan agamanya—demi satu tujuan yang sebenarnya fana. Manusia yang diperbudak ambisi akan lupa bahwa hidup ini bukan sekadar pencapaian, tapi juga pertanggungjawaban.


3. Mimpi: Indah Tapi Bisa Menyesatkan

Mimpi adalah kekuatan harapan. Tapi jika tidak dibarengi realita dan kerendahan hati, mimpi bisa menyesatkan. Terlalu fokus pada “apa yang ingin diraih”, bisa membuat seseorang lupa bersyukur, lupa menikmati perjalanan, dan merasa tak pernah cukup.

“Mimpi yang besar butuh hati yang lapang, bukan hati yang gelisah karena ingin segera sampai.”

Mimpi bisa menjadi candu. Jika kita tidak sadar, kita hanya akan terus mengejar “nanti”, dan melupakan makna hidup hari ini.


Kesimpulan: Kesadaran adalah Kuncinya

Ego, ambisi, dan mimpi tidak harus dimusnahkan. Mereka adalah alat. Tapi alat ini harus dijalankan dengan kesadaran spiritual, dengan nilai-nilai iman, tawakal, dan kerendahan hati. Sebab jika tidak, alat ini akan membawa manusia bukan pada kemuliaan, tapi pada kehancuran batin.

“Orang yang paling kuat bukan yang mampu menaklukkan dunia, tapi yang mampu menaklukkan dirinya sendiri.”


By: Andik Irawan

Related posts

Leave a Comment