Ambil Hatinya, Maka Kau Akan Miliki Jiwanya: Ruh Dakwah yang Terlupa

Bagikan Keteman :


Ambil Hatinya, Maka Kau Akan Miliki Jiwanya: Ruh Dakwah yang Terlupa

“Ambil hatinya, maka kau akan miliki ia seluruhnya.”
Pepatah ini sederhana, tapi menyimpan hikmah mendalam—terutama bagi para dai dan aktivis dakwah. Karena hakikatnya, dakwah bukan hanya soal lisan yang berbicara, tapi hati yang menyentuh.

Hari ini, kita hidup di tengah masyarakat yang haus perhatian, lelah oleh beban hidup, dan kehilangan arah. Mereka tidak menanti ceramah yang panjang, atau dalil yang rumit. Yang mereka tunggu adalah sentuhan manusiawi dari orang-orang yang peduli.

Dan itulah dakwah yang sesungguhnya.


Dakwah Bukan Hanya Ceramah—Tapi Pelayanan Hidup

Mari kita jujur: seberapa sering lembaga dakwah kita fokus pada aktivitas formal—kajian, seminar, program kerja—namun lupa turun langsung menyapa kebutuhan umat?
Padahal, hati manusia tidak dibuka dengan seremonial, tapi dengan kebaikan nyata yang menyentuh mereka secara pribadi.

Bayangkan…

  • Seorang ibu tua dibantu mengurus BPJS dan rumah sakit—oleh seorang dai.
  • Seorang ayah didampingi dalam masalah hukum waris yang rumit.
  • Seorang pemuda diberi modal usaha kecil agar tidak terjerumus pada kriminalitas.
  • Seorang janda diberi hadiah sembako yang disampaikan dengan senyuman hangat.

Inilah dakwah yang menumbuhkan cinta. Inilah dakwah yang membekas dalam jiwa.


Hadiah, Pendampingan, dan Kepedulian Adalah Bahasa Cinta Dakwah

Nabi Muhammad SAW mengajarkan, “Tahadu, tahabbu”berilah hadiah, maka kalian akan saling mencintai.

Dakwah yang mampu mengambil hati adalah dakwah yang memberi, bukan sekadar menyuruh. Yang mendampingi, bukan hanya menasihati. Yang menyeka air mata, bukan hanya menuding kesalahan.

Orang-orang tidak butuh kita untuk selalu benar.
Mereka butuh seseorang yang hadir dan berkata:

“Saya di sini. Saya peduli. Saya ingin menemani proses perubahanmu.”


Perubahan Hakiki Butuh Kedekatan Emosional

Satu keluarga takkan berubah hanya karena datang ke satu kajian. Tapi mereka akan berubah ketika hatinya disentuh, ketika masalahnya dipahami, ketika jalan keluarnya didampingi.
Itulah investasi dakwah jangka panjang.
Dakwah seperti ini tidak viral di media sosial. Tapi ia akan diingat oleh langit dan diberkahi oleh Allah.


Motivasi Untuk Para Dai: Turunlah, Karena Di Sana Ladang Pahala Terbuka

Wahai para dai, wahai aktivis dakwah…
Jangan puas berdiri di atas panggung.
Turunlah ke tengah masyarakat. Jemput mereka, peluk mereka dengan cinta dan kepedulian.
Karena sejatinya:

“Hati yang kau menangkan hari ini, akan menjadi tangan yang menguatkanmu esok hari.”

Dakwah yang menyentuh hati adalah dakwah yang melahirkan perubahan sejati. Bukan karena dalil yang kuat, tapi karena cinta yang nyata.


Penutup: Mari Dakwahi Manusia, Bukan Hanya Program

Kita tak butuh ribuan acara kalau tak ada satu pun hati yang benar-benar tersentuh.
Kita tak butuh banyak data, jika tak ada satu pun jiwa yang berubah.

Mari kembali ke ruh dakwah yang lembut, menyentuh, dan penuh cinta.
Karena saat hati manusia kita genggam dengan tulus, maka perubahan besar akan lahir dari situ—bukan hanya untuk mereka, tapi juga untuk kita.


By: Andik Irawan

Related posts

Leave a Comment