Tokoh Rusak, Umat Tersesat: Saat Sosok Panutan Menjadi Musibah Sosial

Bagikan Keteman :


Tokoh Rusak, Umat Tersesat: Saat Sosok Panutan Menjadi Musibah Sosial

Ada satu kenyataan pahit yang harus kita hadapi dengan jujur:

Kerusakan terbesar dalam masyarakat bukan datang dari orang awam yang bodoh, tapi dari tokoh yang rusak.

Mengapa?
Karena orang awam hanya merusak dirinya sendiri. Tapi seorang tokoh—ulama, pemimpin, ustaz, guru, pejabat, tokoh agama atau sosial—jika rusak, ia bisa merusak arah hidup ribuan orang.

Inilah yang disebut sebagai musibah sosial.


🔥 Ketika Figur Rusak, Maka Nilai Rusak

Figur publik adalah kompas.
Ia menunjukkan arah—baik atau buruk.

  • Jika tokoh jujur, masyarakat ikut jujur.
  • Jika tokoh adil, masyarakat belajar adil.
  • Tapi jika tokoh berdusta, zalim, dan curang…
    Maka masyarakat akan menganggap dusta, zalim, dan curang sebagai hal biasa.

Tokoh yang rusak adalah virus sosial yang menjalar diam-diam.
Ia tidak hanya gagal menjadi panutan, tapi menjadi alasan rusaknya nilai.


📖 Agama Sudah Mengingatkan: Tokoh Itu Amanah, Bukan Jabatan

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Dua kelompok dari umatku, jika mereka baik, maka baiklah seluruh umat. Dan jika mereka rusak, maka rusaklah seluruh umat: ulama dan pemimpin.”
(HR. Abu Nu’aim)

Ini bukan peringatan biasa.
Ini adalah isyarat bahwa nasib suatu masyarakat bergantung pada integritas para figur sentralnya.


🧠 Kebodohan Tokoh = Bahaya Nasional

Kita hidup di zaman yang aneh:

  • Banyak orang tampak agamis, tapi tak bermoral.
  • Banyak bicara agama, tapi diam saat kezaliman terjadi.
  • Banyak berbicara soal nilai, tapi menjual kebenaran demi popularitas atau jabatan.

Jika orang biasa salah, masyarakat bisa maklum.
Tapi jika orang yang dianggap tokoh menyimpang, masyarakat akan bingung:

“Kalau dia saja begitu, apalagi kita yang biasa-biasa saja?”

Inilah bahaya kebodohan dan kefasikan seorang figur.
Ia menormalkan keburukan.
Ia merusak kepercayaan.
Dan lebih buruk lagi—ia bisa mematikan semangat orang baik.


💡 Motivasi untuk Para Tokoh: Jadilah Obor di Tengah Gelap

Jika Anda seorang tokoh—besar atau kecil, di desa atau kota, formal atau informal—ketahuilah:

Kehadiran Anda bukan hanya dilihat, tapi diikuti.
Tindakan Anda bukan hanya ditiru, tapi diabsahkan.

Maka jadilah:

  • Teladan dalam kejujuran, bukan perhitungan.
  • Sosok yang menguatkan yang lemah, bukan menindas mereka.
  • Tokoh yang berani bicara benar, walau pahit.
  • Panutan yang membawa umat pada cahaya, bukan menyesatkan mereka dalam kegelapan.

🌱 Penutup: Kekuatan Tokoh Itu Berkah, Jika Digunakan untuk Menuntun

Jangan jadikan popularitas sebagai panggung ego.
Jangan jadikan pangkat sebagai alat menekan.
Jangan jadikan pengetahuan sebagai sarana menyesatkan.

Jadilah tokoh yang mencerdaskan, bukan membingungkan.
Jadilah figur yang membangkitkan, bukan mematahkan.
Jadilah pemimpin yang menjadi jalan keselamatan, bukan penyesalan.

Jika tokoh rusak, umat tersesat. Tapi jika tokoh bangkit, umat ikut bergerak.
Mari menjadi bagian dari solusi. Bukan sumber dari kerusakan.

By: Andik Irawan

Related posts

Leave a Comment