Uzlah sebagai Jalan Menjaga Prinsip dalam Pergaulan
Dalam kehidupan sosial, manusia tak lepas dari yang namanya pergaulan. Namun, tidak semua lingkungan pergaulan membawa pengaruh positif. Ada kalanya kita menemukan lingkungan yang selaras dengan prinsip hidup kita, dan ada pula yang justru sangat bertentangan.
Lingkungan pergaulan yang ideal adalah lingkungan yang didominasi oleh orang-orang dengan karakter dan prinsip hidup yang serupa dengan kita. Bagi seorang muslim, pergaulan yang sehat adalah yang menjunjung tinggi nilai-nilai Islam seperti kejujuran, keikhlasan, kesucian hati, amanah, serta saling memotivasi dalam kebaikan dan ketakwaan. Dalam suasana seperti ini, interaksi sosial akan memperkuat iman dan menumbuhkan semangat untuk terus memperbaiki diri.
Namun, realita di lapangan seringkali berbeda. Tak jarang, kita justru berada di tengah lingkungan yang bertolak belakang dengan nilai-nilai tersebut. Bisa jadi, kita dikelilingi oleh orang-orang yang terbiasa berdusta, menipu, memanipulasi, bersikap sombong dan angkuh. Jika mereka sesama muslim, tentu hal ini terasa lebih menyakitkan karena mencederai ukhuwah Islamiyah.
Dalam kondisi seperti ini, langkah yang logis dan bijak bisa jadi adalah melakukan uzlah, yaitu mengasingkan diri sementara dari lingkungan yang buruk tersebut. Uzlah bukan berarti membenci atau memutuskan hubungan secara total, tetapi sebagai bentuk perlindungan diri dari pengaruh negatif yang bisa mengikis iman dan integritas pribadi.
Uzlah juga bisa menjadi momen untuk introspeksi, memperkuat spiritualitas, dan memohon kepada Allah agar dipertemukan dengan sahabat dan lingkungan yang satu visi dan misi dalam kebaikan. Dalam sejarah Islam, banyak ulama dan orang saleh yang memilih jalan ini demi menjaga kemurnian iman mereka.
Namun demikian, uzlah hendaknya bersifat sementara dan proporsional. Islam tidak mengajarkan umatnya untuk meninggalkan masyarakat secara total, apalagi jika masih ada peluang untuk memberi pengaruh positif dan menjadi agen perubahan. Maka, uzlah sebaiknya menjadi sarana menguatkan diri sebelum kembali tampil membawa cahaya di tengah kegelapan.
Allah SWT berfirman:
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.”
(QS. At-Talaq: 2)
Maka, selama kita menjaga prinsip hidup yang benar dan terus memohon bimbingan-Nya, insyaAllah Allah akan menghadirkan orang-orang baik yang dapat menjadi sahabat sejati dan penyejuk hati.
By: Andik Irawan