Tetap Bijaksana di Tengah Zaman Modern: Menjaga Diri dalam Arus Kecanggihan

Bagikan Keteman :


Zaman modern hadir dengan segala kecanggihan dan kemudahan. Informasi datang dalam hitungan detik. Segala kebutuhan tersedia dalam genggaman. Hidup menjadi serba cepat dan serba bisa. Namun, di balik gemerlap itu, muncul pertanyaan besar: bagaimana agar kita tetap bijaksana, tetap manusia, tetap hamba Allah yang sadar dan terarah?

1. Menata Waktu: Kembali ke Makna, Bukan Sekadar Jadwal

Dalam Islam, waktu bukan hanya angka. Ia adalah amanah yang akan ditanya pada hari hisab. Rasulullah SAW bersabda:

“Dua nikmat yang sering dilupakan manusia: kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari)

Maka, untuk menata waktu di tengah kesibukan modern:

  • Mulailah hari dengan shalat Subuh dan aktivitas produktif, bukan dengan menggulir layar.
  • Gunakan prinsip “yang wajib dulu, lalu yang penting, lalu yang bermanfaat.”
  • Hindari multitasking berlebihan. Fokuslah pada satu tugas, satu niat.

2. Mengelola Kesibukan: Jangan Sibuk yang Tak Perlu

Kesibukan bukan tanda keberhasilan. Kesibukan yang tidak terarah justru mencuri keberkahan. Maka:

  • Pilih aktivitas yang punya nilai dunia dan akhirat.
  • Belajar berkata “tidak” pada hal-hal yang hanya membuat lelah, tapi tak membawa manfaat.
  • Sisihkan waktu untuk refleksi dan menyendiri bersama Allah.

3. Menjaga Pikiran: Batasi Paparan, Kuatkan Tujuan

Informasi saat ini tak lagi datang, tapi menyerbu. Jika tidak disaring, kita bisa hanyut dalam lautan yang menyesatkan.

  • Tetapkan waktu khusus untuk mengakses berita atau media sosial.
  • Hindari konsumsi informasi yang tidak membangun jiwa atau akal.
  • Istighfar dan zikir menjadi pelindung pikiran dari hal-hal yang menumpuk sia-sia.

4. Menjaga Hati: Rawat Rasa, Perkuat Ikatan

Hati adalah pusat kehidupan. Jika hati rusak, rusaklah semuanya. Di zaman sibuk ini, banyak hati yang beku: lupa kasih sayang, hilang kelembutan.

  • Luangkan waktu berkualitas bersama keluarga: ayah, ibu, pasangan, anak, saudara.
  • Ucapkan terima kasih, peluk mereka, dengarkan mereka. Itu sederhana, tapi menyembuhkan.
  • Ingat: surga bukan di langit teknologi, tapi di bawah kaki ibu dan dalam ridha orang tua.

5. Menjadi Manusia Modern yang Tertunduk

Modern bukan berarti meninggalkan agama. Kita bisa tetap naik pesawat cepat, bekerja dengan laptop, atau belajar lewat internet—asal hati tetap tunduk kepada Allah.

  • Gunakan teknologi untuk mendekat, bukan menjauh.
  • Pakai kemudahan untuk kebaikan, bukan kesia-siaan.
  • Jadilah manusia modern yang tetap berzikir, tetap tahajud, tetap peduli.

Penutup: Keseimbangan Adalah Kunci

Di tengah zaman yang bergerak cepat, yang dibutuhkan bukan lebih banyak kecepatan, tapi lebih banyak kebijaksanaan. Jangan biarkan dunia mencuri akhirat kita. Jangan biarkan gawai mencuri hati kita dari keluarga. Jangan biarkan informasi mencuri waktu kita dari Allah.

Kita bisa modern, tapi tetap lurus. Kita bisa sibuk, tapi tetap terarah. Kita bisa canggih, tapi tetap berserah.


By: Andik Irawan

Related posts

Leave a Comment