Dakwah di Era Digital: Menjawab Tantangan Arus Kemaksiatan Zaman Canggih

Bagikan Keteman :


Kemajuan teknologi di era modern telah membawa perubahan besar dalam kehidupan manusia. Informasi kini menyebar dalam hitungan detik, menjangkau miliaran orang tanpa batas ruang dan waktu. Namun, di balik kecepatan dan kecanggihan itu, tersembunyi bahaya besar: maksiat merajalela dan tersebar dengan mudah. Pornografi, kekerasan, pelecehan agama, hingga gaya hidup bebas masuk ke dalam genggaman siapa pun—tanpa saringan.

Di sinilah tantangan besar bagi umat Islam, khususnya para da’i dan pejuang nahi mungkar. Jika kemungkaran menyebar lewat teknologi, maka kebaikan pun harus diperjuangkan dengan teknologi.


Kemaksiatan yang Tersistem dan Masif

Saat ini, kemungkaran tidak lagi sembunyi-sembunyi. Ia tampil terang-terangan, menarik, dan dikemas dengan kreativitas tinggi. Sayangnya, banyak generasi muda yang belum kuat daya tahan imannya, sehingga mudah terpapar dan terpengaruh.

Konten negatif hadir 24 jam tanpa henti. Jika tidak ada penyeimbangnya, maka arus besar ini akan menyeret banyak jiwa ke arah kehancuran moral dan akidah.


Dakwah Harus Masuk ke Medan yang Sama

Maka para juru dakwah dan penyeru kebaikan tidak boleh hanya diam atau terpaku pada cara-cara konvensional. Mereka harus:

  • Masuk ke media sosial, bukan untuk ikut tren sia-sia, tapi untuk menyebarkan nilai Islam dengan gaya yang segar dan menarik.
  • Menggunakan teknologi untuk membuat konten dakwah: video pendek, animasi islami, infografis, podcast, dan tulisan edukatif.
  • Memahami bahasa zaman, agar pesan dakwah mudah diterima dan menyentuh hati.

Perlu Dakwah Kreatif dan Strategis

Menyeru kepada kebaikan di zaman ini membutuhkan strategi yang kreatif dan adaptif:

  • Dakwah visual: Video 1 menit bisa lebih berpengaruh daripada ceramah 1 jam jika dikemas dengan tepat.
  • Dakwah kolaboratif: Da’i, desainer, editor, dan konten kreator perlu bekerja bersama untuk menciptakan dakwah yang kuat dan berkelas.
  • Dakwah empatik: Pendekatan dakwah harus ramah, menyentuh, dan menjawab keresahan generasi muda.

Menjadi Penyeimbang di Tengah Dua Arus Besar

Di zaman ini, informasi tidak bisa dibatasi. Yang bisa dilakukan adalah menyediakan informasi yang seimbang. Jika konten buruk begitu mudah diakses, maka konten baik juga harus mudah ditemukan.

  • Buat generasi muda mengenal Islam sebagai agama kasih sayang, logika, dan solusi.
  • Sediakan ruang dialog dan bimbingan yang terbuka, bukan hanya ceramah satu arah.
  • Tawarkan Islam dengan cinta, bukan hanya dengan ancaman.

Penutup: Dakwah Adalah Amanah Umat

Dalam hadits Nabi SAW disebutkan:

“Sampaikan dariku walau hanya satu ayat.” (HR. Bukhari)

Ini adalah panggilan untuk setiap Muslim. Dakwah bukan hanya tugas ulama, tetapi kewajiban setiap jiwa yang beriman. Jika kita tidak mampu berbicara, maka menulis. Jika tak bisa menulis, maka berbagi. Jika tak bisa menyebar, maka minimal kita tidak menjadi bagian dari penyebar keburukan.

Teknologi adalah pedang bermata dua. Gunakan ia untuk menebas kebatilan dan membela kebenaran. Jadilah bagian dari cahaya, bukan bayangan gelap.


By: Andik Irawan

Related posts

Leave a Comment