Di banyak wilayah pedesaan, masih sangat kuat terlihat pola pikir orang tua yang belum menyadari pentingnya pendidikan jangka panjang bagi masa depan anak. Alih-alih mendorong anak untuk melanjutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi, justru tak sedikit orang tua yang menyuruh anaknya bekerja sejak usia muda. Bagi mereka, menghasilkan uang di usia belia dianggap lebih membanggakan daripada menempuh pendidikan tinggi yang hasilnya baru dirasakan kelak. Inilah salah satu penyebab utama mengapa kemajuan sulit dicapai di banyak komunitas desa: rendahnya kesadaran terhadap nilai strategis pendidikan.
Pendidikan Dipandang Tidak Penting
Masalah ini bermula dari cara pandang. Banyak orang tua melihat pendidikan hanya dari sisi praktis dan jangka pendek. Mereka belum memahami bahwa pendidikan bukan sekadar ijazah, tetapi investasi jangka panjang yang membentuk pola pikir, karakter, dan keterampilan hidup anak. Ketika kesadaran ini tidak dimiliki, maka pilihan mereka pun cenderung pragmatis: anak lebih baik bekerja, membantu ekonomi keluarga, daripada “buang waktu” di sekolah.
Namun sayangnya, pekerjaan yang dijalani tanpa latar belakang pendidikan cenderung bersifat kasual, tidak stabil, dan minim jenjang karier. Anak yang sejak kecil dibiasakan bekerja tanpa pendidikan yang cukup, berisiko terperangkap dalam lingkaran kemiskinan struktural.
Generasi yang Terhenti Potensinya
Anak-anak yang seharusnya bisa tumbuh menjadi generasi penerus yang cerdas, berwawasan, dan mampu berkompetisi, justru kehilangan arah ketika sejak awal tidak diberi kesempatan belajar secara utuh. Pendidikan adalah alat untuk membuka cakrawala, memperluas cara pandang, dan membentuk karakter tangguh. Tanpa itu, generasi muda akan kehilangan kepercayaan diri, sempit dalam berpikir, dan rapuh menghadapi tantangan zaman.
Ketika anak-anak tidak diberi ruang untuk sekolah dan berkembang, maka masyarakat akan terus mewariskan pola hidup yang tertinggal. Kemiskinan bukan hanya persoalan ekonomi, tetapi juga akibat dari ketidaksiapan sumber daya manusia.
Pendidikan: Kunci Perubahan Sosial
Orang tua perlu memahami bahwa menyekolahkan anak bukanlah beban, melainkan langkah strategis untuk memutus mata rantai keterbelakangan. Seorang anak yang berhasil menyelesaikan pendidikan tinggi akan memiliki lebih banyak pilihan dalam hidup: pekerjaan yang lebih layak, wawasan yang lebih luas, serta kemampuan memimpin perubahan di tengah masyarakatnya sendiri.
Masyarakat maju bukan dibentuk dari tenaga kerja murah yang cepat menghasilkan uang, melainkan dari generasi terdidik yang mampu membangun tatanan kehidupan yang lebih adil, sejahtera, dan berperadaban.
Penutup: Membangkitkan Kesadaran Kolektif
Meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pendidikan di kalangan orang tua, khususnya di desa, bukan pekerjaan satu-dua hari. Ini adalah tugas kolektif semua pihak: guru, tokoh agama, tokoh masyarakat, lembaga pendidikan, hingga pemerintah. Edukasi publik harus dilakukan secara sabar, dengan pendekatan empati dan bahasa yang menyentuh kesadaran.
Karena satu hal yang pasti: tanpa pendidikan, anak kehilangan masa depan. Dan tanpa masa depan yang cerdas, masyarakat akan sulit keluar dari lingkaran keterbelakangan.
By: Andik Irawan