Di antara sekian banyak bentuk kebaikan yang bisa dilakukan dalam hidup ini, berbuat baik kepada ayah dan ibu adalah yang paling dekat, paling nyata, dan paling menguntungkan—bukan hanya untuk mereka, tapi juga untuk kita sendiri.
Banyak orang berpikir bahwa berbakti kepada orang tua hanyalah kewajiban, sebuah tugas moral atau aturan agama. Padahal, lebih dalam dari itu, bakti kepada orang tua adalah perlindungan jiwa, penjaga ketenangan hati, dan sumber kedamaian batin di masa depan.
Bakti Itu Investasi Jiwa
Selagi orang tua masih hidup, dunia memberi kita kesempatan langka untuk membahagiakan mereka. Kesempatan itu tidak datang dua kali. Saat ayah dan ibu masih bisa melihat senyum kita, mendengar suara kita, memeluk kita—itulah waktu terbaik untuk memberi, menemani, dan berbuat baik.
Berikan hadiah walau kecil, luangkan waktu walau sebentar, temani mereka ke dokter saat sakit, atau cukup hadir dan duduk bersama mereka. Jangan tunggu punya uang banyak, jangan tunggu punya waktu luang. Karena saat mereka tiada, kita akan sadar bahwa yang paling menyiksa bukanlah kehilangan mereka—tapi kehilangan kesempatan untuk berbakti.
Penyesalan yang Terlambat Tidak Bisa Diobati
Seseorang yang menyepelekan waktu bersama orang tuanya akan menyadari betapa berharganya mereka ketika sudah terlambat. Setelah kepergian mereka, yang tersisa hanya kenangan dan penyesalan:
- “Seandainya dulu aku lebih sering menelepon…”
- “Mengapa aku terlalu sibuk dengan urusanku sendiri?”
- “Andai aku bisa mengulang waktu, aku akan peluk mereka lebih lama…”
Itulah luka batin yang tidak bisa dihapus dengan uang, kesuksesan, atau waktu. Dan banyak orang yang harus menjalani sisa hidup dengan rasa bersalah yang tidak kunjung sembuh, hanya karena dulu lalai dalam berbakti.
Berbakti Itu Hadiah untuk Diri Sendiri
Berbuat baik kepada orang tua bukan hanya membahagiakan mereka, tapi juga akan menjadi sumber ketenangan bagi hati kita sendiri. Kita bisa tidur lebih nyenyak, menjalani hidup dengan lebih ringan, dan tersenyum saat mengingat masa lalu—karena kita tahu, kita telah melakukan yang terbaik untuk mereka.
Bakti adalah pelindung jiwa dari penyesalan. Dan itu adalah salah satu bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya: memberi kesempatan untuk berbuat baik kepada mereka yang paling berjasa.
Penutup: Jangan Tunda Kebaikan
Jika hari ini ayah atau ibumu masih hidup, maka engkau sedang memiliki harta yang tak ternilai. Jangan tunggu kaya untuk memberi. Jangan tunggu sukses untuk berkunjung. Jangan tunggu waktu luang untuk menemani.
Karena waktu itu akan habis. Dan penyesalan tidak pernah datang di awal.
Bakti bukan tentang mereka saja. Tapi tentang kamu, tentang hatimu, tentang damai hidupmu sendiri. Maka, berbuat baiklah—selagi masih ada waktu.
By: Andik Irawan