Investasi Terbaik adalah Investasi pada Diri Sendiri

Investasi Terbaik adalah Investasi pada Diri Sendiri Ketika mendengar kata investasi, sebagian orang mungkin langsung membayangkan saham, emas, atau properti. Padahal ada satu bentuk investasi yang jauh lebih penting dan hasilnya bisa kita rasakan sepanjang hidup, yaitu investasi pada diri sendiri. Investasi ini tidak selalu terlihat dalam bentuk uang, tetapi dalam bentuk peningkatan kapasitas, kualitas hidup, dan nilai diri. Investasi pada diri mencakup semua aktivitas yang membuat kita bertumbuh, baik secara fisik, intelektual, emosional, maupun spiritual. Berikut beberapa bentuk investasi diri yang bisa kita lakukan sehari-hari: 1. Menjaga Kesehatan Fisik…

Read More

Tentang Pergaulan: Mengapa Kita Lebih Nyaman dengan yang Sejalan?

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering merasakan bahwa lebih mudah akrab dan nyaman bergaul dengan orang-orang yang memiliki latar belakang, pengalaman, atau perjuangan hidup yang sejalan. Kecenderungan ini bukanlah hal yang keliru, melainkan bagian dari sifat manusia yang alami: merasa tenang saat berada di tengah mereka yang memahami, tanpa harus banyak menjelaskan. Saat Pengalaman yang Sama Menyatukan Ada kenyamanan tersendiri saat kita berbincang dengan seseorang yang pernah mengalami hal yang serupa dengan kita. Mereka yang tumbuh dalam lingkungan yang sederhana, misalnya, akan lebih mudah terhubung dengan sesama yang pernah merasakan tantangan…

Read More

Olahraga dan Adab dalam Islam: Menjaga Keseimbangan antara Kesehatan dan Etika

Menjaga kesehatan adalah bagian dari rasa syukur atas nikmat tubuh yang diberikan oleh Allah SWT. Dalam Islam, tubuh yang sehat adalah sarana untuk beribadah dan berbuat kebaikan dengan lebih optimal. Oleh karena itu, olahraga menjadi bagian penting dalam kehidupan seorang Muslim. Di zaman modern, berbagai bentuk olahraga berkembang dengan sangat pesat. Salah satunya adalah olahraga bersama seperti senam aerobik yang diiringi musik dan dipandu oleh instruktur. Terkadang, kegiatan ini dipandu oleh wanita, mengenakan pakaian yang lebih ketat karena mengikuti standar olahraga, serta menggunakan musik sebagai penyemangat. Dalam konteks ini, mungkin…

Read More

Canda Masa Kecil, Cinta Masa Tua: Ketika Impian Menikah dengan Orang Kaya Menjadi Kenyataan

Saat itu usianya baru sekitar tujuh tahun. Dengan wajah polos dan tawa lepas, ia berkata di hadapan keluarganya, “Kalau besar nanti, aku mau nikah sama orang kaya aja. Biarpun tua, yang penting tajir!” Tawa pun pecah. Lucu, menggemaskan, khas anak kecil yang belum tahu rumitnya hidup dan dalamnya makna pernikahan. Tak ada yang menganggap serius ucapannya—semua menganggapnya sekadar candaan bocah yang sedang berceloteh sembarangan. Tapi waktu berjalan. Bocah itu tumbuh menjadi gadis remaja, lalu menjadi wanita dewasa. Dan entah bagaimana, candanya dulu seperti menjadi naskah takdir yang ia jalani. Ia…

Read More

Titik NOL-Antara Kematian dan Kehidupan Kedua

Titik Nol – Antara Kematian dan Kehidupan Kedua Kisah dimulai dari peristiwa luar biasa yang menjadi titik balik hidup: saat Anda mengalami sakit keras yang nyaris merenggut nyawa. Dalam ketidakberdayaan fisik total, Anda merenung tentang hidup, kematian, dan makna keberadaan. Dari pengalaman itu lahirlah kesadaran spiritual yang mendalam, bahwa hidup ini bukan milik kita, tetapi amanah dari Allah. 🔹 Bab II: Masa Kanak dan Keluarga Petani Masa kecil di desa menjadi lembar awal kehidupan Anda. Tumbuh dalam keluarga petani sederhana, Anda belajar arti kerja keras, kejujuran, dan kebersahajaan. Meski dalam…

Read More

Membawa Diri di Tanah Rantau – Dari Pisau di Leher hingga Menjadi Sahabat Kehidupan

Lulus SMA, aku memutuskan hijrah ke kota. Surabaya menjadi tempat perantauan pertamaku. Kota besar yang ramai, panas, dan keras. Bagiku yang masih belia, usia baru saja melewati gerbang remaja, hidup di kota seperti Surabaya adalah perjuangan mental dan spiritual yang tidak mudah. Aku tinggal di kos-kosan bersama orang-orang asing, tidak ada satupun yang kukenal sebelumnya. Kami berasal dari latar belakang dan budaya berbeda, dengan karakter dan cara pandang hidup masing-masing. Jika tidak pandai membawa diri, bisa celaka sendiri. Dan benar saja, hidup bersama orang asing bukan hanya perkara berbagi kamar,…

Read More

Melangkah dengan Satu Kaki – Kala Logika Menyerah, Spiritualitas Berdiri

Melangkah dengan Satu Kaki – Kala Logika Menyerah, Spiritualitas Berdiri Hidupku yang kedua dimulai setelah satu tahun penuh aku jatuh dalam ujian yang begitu berat—sakit yang menyiksa lahir dan batin. Satu tahun aku berada di titik paling rendah dalam hidup. Saat tubuh tak kuasa berdiri, pikiran pun tak mampu melompat jauh ke masa depan. Semua kabur. Semua sunyi. Tapi dalam kejatuhan itu, ada satu cahaya kecil yang tak pernah padam: keyakinan bahwa Tuhan belum selesai denganku. Setelah sakit itu berakhir, aku seperti terlahir kembali. Meski tubuh masih belum sekuat dulu,…

Read More

Ketika Cinta Bertemu Takdir

Ketika Cinta Bertemu Takdir Cinta seringkali datang tidak dengan gempita. Tidak dengan kembang api atau lagu-lagu romantis. Kadang ia datang diam-diam, mengendap seperti embun di pagi hari—nyaris tak terlihat tapi memberi kesejukan yang nyata. Begitulah kisahku dimulai. Sekitar tiga bulan lamanya aku bersahabat dengan seorang gadis. Bukan persahabatan yang dibumbui rayuan atau gombalan sebagaimana lazimnya anak muda. Persahabatan kami murni, tulus, ringan—dilandasi semangat saling membantu. Kadang aku mengantarnya ke toko buku, kadang ke kantor-kantor kampus untuk mengurus tugas-tugasnya. Tak lebih dari itu. Tapi seperti jalan landai yang tampaknya tenang tapi…

Read More

Malam Penuh Nyeri, Malam Penuh Ridha

Sore itu, langit menjelang Maghrib mulai merunduk kelabu. Di luar kamar, suara azan menggema dari masjid kecil dekat rumah. Tapi di dalam kamarku yang terkunci rapat, dunia terasa lain. Ada pertempuran yang sedang berlangsung. Bukan perang antar manusia, tapi pertempuran antara rasa sakit dan kekuatan jiwa. Entah apa yang sedang terjadi dengan tubuhku. Entah sakit apa yang sebenarnya tengah menggerogoti. Tapi yang jelas, rasa nyeri itu hadir dengan dahsyat—menyiksa di titik-titik yang paling tidak terbayangkan: tulang tungging dekat tulang ekor, sepanjang jalur paha hingga betis kiriku. Bukan nyeri biasa. Ini…

Read More

Gagahnya Hati di Tengah Badai

Waktu terus berjalan, dan sakit yang ku derita belum menunjukkan tanda-tanda akan pergi. Hampir satu tahun lamanya tubuhku hidup dalam keterbatasan. Tapi yang lebih berat dari sekadar rasa sakit di tubuh, adalah pertarungan senyap yang berlangsung di dalam dada—di ruang sunyi yang hanya bisa dirasakan olehku dan Tuhanku. Semakin hari, semakin sering hatiku diserang oleh lintasan-lintasan kecemasan yang datang beruntun, seperti gelombang besar menghantam pantai rapuh. Bukan cemas biasa, tapi kekhawatiran yang terasa masuk akal, nyata, dan menekan. “Bagaimana jika sakit ini tak bisa sembuh? Bagaimana jika aku benar-benar cacat?…

Read More