Masjid adalah rumah Allah, tempat kita bersujud, berdoa, dan menenangkan hati. Setiap kali kaki ini melangkah ke sana, kami merasa tenang, damai, dan dekat dengan-Nya. Inilah tempat yang kami cintai bersama. Belakangan, ada kabar yang sampai kepada kami tentang asal-usul sebagian dana pembangunan masjid yang kurang sesuai dengan jalan yang benar. Kabar ini membuat hati kami sedikit resah. Bukan karena kami ingin menjauh, tetapi justru karena kami sangat menyayangi rumah Allah ini. Kami ingin masjid yang kita cintai benar-benar bersih dan penuh keberkahan. Ibadah Kita Tetap Mulia Kami memahami bahwa…
Read MoreMengikis Kedangkalan Berpikir: Jalan Menuju Keberkahan Hidup Muslim
Mengikis Kedangkalan Berpikir: Jalan Menuju Keberkahan Hidup Muslim Di era modern ini, umat Islam menghadapi beragam tantangan yang semakin kompleks. Salah satu yang paling halus namun berdampak luas adalah kedangkalan berpikir dalam memahami agama. Fenomena ini bukan berarti umat tidak peduli pada agama, tetapi sering kali pemahaman yang dimiliki baru sebatas kulitnya saja. Akibatnya, banyak orang Muslim yang tanpa sadar terjerumus dalam praktik yang dilarang, seperti riba dan suap, karena mengira itu hal biasa atau “tidak ada pilihan”. Kedangkalan Berpikir: Akar dari Fenomena Sosial Kedangkalan berpikir dalam agama membuat seseorang…
Read MoreMenjaga Hati dan Muamalah: Menghindari Riba dan Suap di Zaman Modern
Di tengah arus perubahan dan kemajuan zaman, kita semua diuji dengan beragam tantangan kehidupan. Salah satunya adalah perkara muamalah: bagaimana mencari rezeki yang halal dan menjaga diri dari praktik yang dilarang agama, seperti riba dan suap menyuap. Tantangan ini kadang hadir tanpa kita sadari, karena sistem dan kebiasaan yang sudah mengakar di masyarakat. Fenomena ini bukan untuk menyalahkan siapa pun, melainkan menjadi cermin bagi kita semua—baik masyarakat maupun para pemuka agama—agar bersama-sama kembali kepada semangat ajaran Islam yang menuntun umat menuju keberkahan hidup. Ujian yang Tidak Mudah Tidak jarang seorang…
Read MorePerbedaan Peringatan Maulid Nabi: Nahdliyin dan Muhammadiyah dalam Bingkai Persaudaraan
Setiap tanggal 12 Rabiul Awal, umat Islam di seluruh dunia mengenang kelahiran Nabi Muhammad ﷺ. Di Indonesia, momentum ini dikenal dengan istilah Maulid Nabi atau muludan. Namun, cara umat Islam memperingatinya berbeda-beda, sesuai dengan tradisi, pemahaman, dan manhaj organisasi. Dua ormas besar, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, memiliki pendekatan yang berbeda dalam menyikapi peringatan Maulid Nabi. Meski berbeda, keduanya lahir dari kecintaan yang sama kepada Rasulullah ﷺ. Nahdliyin (NU): Maulid sebagai Tradisi Dakwah dan Budaya Bagi warga Nahdliyin, muludan adalah tradisi kultural-religius yang sudah mengakar. Peringatan ini biasanya diisi dengan:…
Read MoreMeriahnya Pawai Karnaval HUT RI ke-80 di Desa Sekargadung: Wujud Nyata Kebersamaan Warga dan Pemerintah Desa
Meriahnya Pawai Karnaval HUT RI ke-80 di Desa Sekargadung: Wujud Nyata Kebersamaan Warga dan Pemerintah Desa GRESIK – Suasana kemeriahan dan kebanggaan menyelimuti Desa Sekargadung, Kecamatan Dukun, Gresik, saat menggelar pawai karnaval, Ahad, 24 Agustus 2025, pukul 13.00 WIB, dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia. Acara yang dipusatkan di desa ini menjadi sorotan utama, melibatkan 15 Rukun Tetangga (RT) yang berpartisipasi dengan antusiasme luar biasa. Dengan mengusung tema “Ragam Budaya Bangsa,” setiap RT menampilkan kreativitasnya melalui berbagai kostum unik yang mewakili keanekaragaman suku-suku di Indonesia. Tak…
Read MoreDakwah Bukan Sekadar Seremonial — Mari Hidupkan Kembali Ruhnya!
Dakwah Bukan Sekadar Seremonial — Mari Hidupkan Kembali Ruhnya! Saudaraku… Coba kita jujur sejenak.Apa yang sering kita lihat dari dakwah hari ini?Acara pengajian. Panggung megah. Kata-kata indah. Jamaah berbondong-bondong. Ustadz datang, ceramah disampaikan, hadirin mendengarkan… lalu selesai. Semua pulang. Dan kehidupan kembali seperti semula. Tapi saya bertanya… di mana ruh dakwah itu sendiri?Apakah dakwah hanya sekadar seremoni? Apakah dakwah hanya berhenti di panggung? Sebab, kalau dakwah hanya tinggal simbol…Kalau dakwah hanya menjadi acara…Maka sesungguhnya dakwah itu tidak ada! Buktinya?Lihatlah di sekitar kita!Riba merajalela, suap menjadi hal biasa, kebohongan dianggap cerdas,…
Read MoreMenghidupkan Kembali Ruh Dakwah
Dari Ceramah yang Menggema Menjadi Cinta yang Bergerak Kita hidup di zaman ketika dakwah sering terjebak menjadi acara seremonial.Mubaligh atau ustaz diundang, jamaah berkumpul, sambutan disampaikan, ceramah mengalir. Selesai acara, mikrofon dimatikan, para tokoh berbincang ringan, lalu pulang ke rumah masing-masing. Namun di luar pintu masjid, masalah umat tetap berdiri tegak: kemaksiatan merajalela, remaja kehilangan arah, pemuda larut dalam pergaulan bebas, kaum dhuafa dibiarkan berjuang sendirian, kebodohan merayap di tengah masyarakat. Seolah-olah, ceramah hanya mengisi waktu—bukan mengubah keadaan. Dakwah yang Kehilangan Nyawa Kita harus berani mengakui: banyak dakwah yang kehilangan…
Read MoreDakwah: Antara Ceramah dan Sentuhan Hati yang Hilang
Di banyak lingkungan, dakwah kerap dimaknai sebatas ceramah dan pengajian. Masyarakat berkumpul, mendengarkan ustaz atau penceramah, lalu pulang dengan tambahan informasi dan wawasan keagamaan. Namun, pertanyaannya: Apakah dakwah hanya berhenti di situ? Jika kita jujur menengok realitas, kita menemukan jurang yang menganga. Inti dakwah adalah memenangkan hati manusia—membuat orang merasa dirangkul, dipedulikan, dan dibimbing menuju kebaikan. Namun yang terjadi sering kali justru sebaliknya: di tengah masyarakat, yang tampak bukan persatuan dan kasih sayang, melainkan perpecahan, keangkuhan, dan pembiaran. Tidak ada sapaan hangat untuk fakir dan miskin. Tidak ada tangan yang…
Read MoreDilema Hiburan Kemerdekaan: Antara Menghibur masyarakat dan Menjaga Moral Bangsa
Hari Kemerdekaan adalah momen berharga bagi setiap bangsa. Di Indonesia, tanggal 17 Agustus bukan hanya penanda berlalunya waktu sejak proklamasi 1945, tetapi juga momen refleksi atas perjuangan para pahlawan serta kesempatan untuk memperkuat persatuan rakyat. Tak heran jika setiap tahun, desa-desa, kelurahan, hingga kota-kota memeriahkan hari ini dengan berbagai kegiatan—mulai dari upacara, lomba, hingga hiburan rakyat. Salah satu hiburan yang sering dipilih adalah orkes dangdut. Musiknya mudah diterima, suasananya meriah, dan mampu menarik massa dalam jumlah besar. Namun di balik kemeriahannya, muncul sebuah dilema: bagaimana jika kemeriahan tersebut berbenturan dengan…
Read More“Di Rumah Itu, Aku Bersandar Pada Allah”
Dulu, di sisi timur rumah ibuku, terbentang sebuah empang yang dalam — atau orang-orang kampung menyebutnya “kalen”. Di sana airnya tenang tapi dalam, penuh ikan gabus, betik, dan sepat. Sekelilingnya semak belukar yang tak terurus, menambah kesan angker dan sunyi. Bagi sebagian orang, tempat itu bukan hanya habitat ikan, tapi juga dipercaya sebagai hunian makhluk halus yang sudah lama berdiam. Namun, waktu terus berjalan. Aku memutuskan untuk menjadikan tanah itu sebagai tempat tinggalku. Ratusan colbak tanah uruk kudatangkan, perlahan-lahan kusulap empang itu menjadi fondasi kehidupan baru. Di atas tanah yang…
Read More