Ketika Organisasi Agama Diam, Siapa yang Akan Menjadi Penjaga Umat?

Bagikan Keteman :


Ketika Organisasi Agama Diam, Siapa yang Akan Menjadi Penjaga Umat?

Di tengah kehidupan masyarakat desa, organisasi keagamaan memainkan peran vital yang tak tergantikan. Ia adalah garda terdepan dalam menjaga pelaksanaan ajaran agama, memastikan nilai-nilai syariat tetap hidup, dan menjadi penyeimbang moral dalam kehidupan sosial. Melalui organisasi inilah, amar ma’ruf nahi munkar ditegakkan, perbuatan dosa dicegah, dan umat dibimbing menuju ridha Allah.

Dalam konteks ini, apabila terjadi pelanggaran seperti praktik riba, suap menyuap, atau bentuk kemungkaran lainnya, maka sudah semestinya organisasi agama tampil ke depan—menegur, mengingatkan, dan menyadarkan. Ketika ada individu atau kelompok menyimpang dari ajaran Islam, organisasi agama harus berani memanggil dan membimbing mereka kembali ke jalan yang benar. Inilah fungsi utama mereka: menjadi penjaga akidah dan moral umat.

Namun, bagaimana jika organisasi agama diam? Atau lebih buruk lagi, jika mereka justru ikut dalam praktik yang dilarang agama, seperti riba atau korupsi? Na’udzubillah. Ini adalah bencana spiritual yang mengancam hancurnya sendi-sendi keimanan umat. Jika para penjaga kebenaran justru ikut dalam kebatilan, kepada siapa umat akan bersandar?

Ketika organisasi agama kehilangan integritasnya, umat akan kehilangan arah. Masyarakat menjadi bingung membedakan antara yang hak dan yang batil. Kepercayaan terhadap agama bisa runtuh hanya karena ulah segelintir oknum yang menyalahgunakan otoritas agama demi kepentingan pribadi.

Dalam situasi seperti ini, umat Islam tidak boleh berdiam diri. Harus ada suara yang lantang menyuarakan kebenaran, meskipun itu pahit. Kontrol sosial dari masyarakat, teguran dari tokoh yang jujur, dan kritik membangun harus terus disuarakan. Jangan biarkan kemungkaran tumbuh hanya karena yang tahu kebenaran memilih diam.

Lebih dari itu, setiap individu Muslim harus memperkuat keimanan pribadi. Jangan hanya bergantung pada sosok tokoh atau institusi. Jadikan Al-Qur’an dan Sunnah sebagai kompas utama dalam menjalani kehidupan. Doakan agar Allah mengganti para pemimpin yang zalim dengan yang adil, dan membangkitkan generasi ulama dan aktivis yang jujur serta amanah.

Rasulullah SAW bersabda:

“Barang siapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka ubahlah dengan tangan. Jika tidak mampu, maka dengan lisan. Dan jika tidak mampu, maka dengan hati, dan itu adalah selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim)

Maka, meskipun organisasi agama diam, umat jangan ikut diam. Jadilah lentera kebenaran walau hanya setitik. Sebab, dalam kegelapan yang paling pekat sekalipun, cahaya sekecil apa pun tetap berarti.


By: Andik Irawan

Related posts

Leave a Comment