Menyuarakan Kebenaran Meski Diremehkan: Amanah Moral yang Tak Boleh Diabaikan

Di setiap sudut kehidupan sosial, dari kampung kecil hingga gedung pemerintahan, ada satu realita sosial yang nyaris selalu terjadi:Orang-orang cerdas tapi tak punya jabatan, sering kali diabaikan suaranya.Orang-orang bijak tapi tak punya popularitas, sering dipandang sebelah mata.Ide-ide jernih sering kalah oleh suara yang dibungkus kekuasaan dan gengsi sosial. Ini bukan fenomena baru.Ini adalah “penyakit sosial klasik” yang sudah diwariskan sejak ribuan tahun lalu. Kebenaran Bukan Tentang Siapa yang Bicara, Tapi Apa yang Dibicarakan Sayangnya, masyarakat kita masih sering terjebak dalam satu pola pikir usang:“Siapa dia yang bicara?”bukan“Apa yang dia bicarakan?”…

Read More

Siapa yang Paling Bertanggung Jawab Mengingatkan Sekolah dari Euforia Berlebihan

Setiap akhir tahun ajaran, di banyak sekolah—dari tingkat TK, SD, hingga SMP—sering kita temui sebuah fenomena yang makin lama makin menjadi-jadi: Perayaan akhir tahun yang mewah, penuh hiburan, dekorasi megah, kostum seragam, dan rangkaian acara layaknya konser besar atau pesta pernikahan. Suara musik keras, panggung megah, sesi foto profesional, video highlight, bahkan tak jarang, biaya tak terduga yang harus dibayarkan oleh setiap orang tua.Pertanyaannya: “Siapa yang seharusnya mengingatkan sekolah agar kembali ke jalur pendidikan yang sederhana dan bermakna?” Mengapa Fenomena Ini Harus Dikritisi? Perayaan memang penting. Anak-anak berhak mendapat apresiasi.…

Read More

Saatnya Menyadari: Jangan Biarkan Prestasi Kecil berbalik Menjadi beban

Saatnya Menyadari: Jangan Biarkan Prestasi Kecil berbalik Menjadi beban Di banyak sudut sekolah, dari TK hingga SMP, kita sering melihat pemandangan yang sama setiap tahun:Panggung megah, dekorasi warna-warni, anak-anak dengan toga mini, orang tua berjejer sambil memegang kamera, bahkan ada yang sampai menyewa fotografer profesional. Semua tampak bahagia. Tapi, pernahkah kita berhenti sejenak dan bertanya dalam hati: “Prestasi seperti apa sebenarnya yang sedang kita rayakan sebesar ini?” Prestasi Sejati vs Euforia Semu Apakah sekadar bisa membaca huruf di usia TK, atau hafal dua surat pendek di SD, atau lulus dari…

Read More

Prestasi Mana yang Layak Dirayakan dengan Euforia Tinggi?

Prestasi Mana yang Layak Dirayakan dengan Euforia Tinggi? Di tengah masyarakat kita hari ini, sering kita temui berbagai bentuk perayaan yang begitu meriah untuk prestasi-prestasi kecil, seperti anak TK yang baru bisa membaca, anak SD yang baru hafal beberapa surat pendek, atau anak SMP yang sekadar lulus ujian sekolah. Bahkan tak jarang, perayaan-perayaan ini dikemas dalam bentuk prosesi megah layaknya wisuda sarjana. Padahal jika dipikirkan secara jernih, apakah capaian-capaian ini memang layak dirayakan dengan euforia setinggi itu? Mengukur Nilai Sebuah Prestasi Tidak semua keberhasilan memiliki nilai yang sama. Ada prestasi…

Read More