Fenomena Tragis: Riba di Tengah Organisasi Agama Saat kita menyaksikan praktik riba yang semakin meluas di masyarakat, bukan hanya dalam kalangan umum, namun juga dalam organisasi agama atau lembaga keagamaan, suatu pertanyaan besar muncul: Mengapa fenomena ini dibiarkan begitu saja? Lebih tragis lagi, ketika ustadz, mubaligh, atau penceramah yang dengan tegas berdakwah tentang haramnya riba, justru mendapatkan balasan kebencian dan permusuhan dari kalangan tokoh agama, sesepuh desa, atau pihak yang berwenang di kawasan tersebut. Apa yang sedang terjadi di balik ketidakpedulian terhadap riba ini? Apakah ada keterputusan antara ajaran agama…
Read MoreRiba Merajalela: Ketika Organisasi Agama Diam, Apa yang Terjadi?
Fenomena yang sangat memprihatinkan terjadi ketika praktik riba semakin merajalela di tengah masyarakat, sementara organisasi agama, tokoh agama, bahkan sesepuh agama justru memilih untuk diam.Apakah ini pertanda adanya kelalaian besar dalam menjalankan amanah agama?Atau, apakah kita tengah menghadapi sebuah dilema sosial dan spiritual yang sangat kompleks? Ketika riba — yang jelas-jelas haram dalam Islam — dibiarkan mengalir begitu saja, tanpa ada tindakan dari lembaga agama, masjid, ataupun tokoh agama, maka ini adalah fenomena serius yang memerlukan perhatian kita semua. Mari kita telaah bersama mengapa hal ini bisa terjadi, dan apa…
Read MoreKetika Sesepuh Agama Diam: Riba Merajalela, Siapa yang Bertanggung Jawab?
Dalam sejarah umat Islam, sesepuh agama selalu memegang peranan penting dalam menjaga akidah, akhlak, dan tatanan sosial masyarakat.Mereka adalah pelita yang menerangi jalan, membimbing umat dari kegelapan menuju cahaya kebenaran.Namun, sebuah tragedi moral terjadi ketika para sesepuh agama — yang seharusnya menjadi benteng umat — justru diam melihat kemungkaran besar seperti riba merebak tanpa kendali. Bagaimana bisa?Mengapa mereka memilih diam?Apa dampak diamnya mereka bagi masa depan umat?Mari kita renungkan lebih dalam. Riba: Dosa Besar yang Diperangi Allah Islam telah dengan tegas mengharamkan riba.Bahkan dalam Al-Qur’an, Allah tidak sekadar melarang, tetapi…
Read MoreKetika Sesepuh Agama Diam, Riba Merajalela: Saatnya Bangkit Menjaga Amanah Umat
Dalam kehidupan sebuah desa, kehadiran sesepuh agama adalah cahaya yang seharusnya menerangi jalan umat.Mereka adalah rujukan akhlak, tempat bertanya tentang halal dan haram, pemandu menuju keberkahan hidup dunia dan akhirat. Namun, ada fenomena yang perlu kita renungkan bersama:Ketika praktek riba — utang berbunga, pinjam-meminjam dengan imbal hasil — merajalela di tengah masyarakat,bahkan dilakukan oleh lembaga umum, lembaga sosial, bahkan lembaga agama,sementara para sesepuh agama seakan-akan diam, membiarkan, atau tidak mengambil sikap. Apa yang sebenarnya terjadi?Apakah para sesepuh agama telah kehilangan peran dan fungsinya?Bagaimana kita memahami situasi ini? Sesepuh Agama: Pilar…
Read MoreJangan Mudah, Jangan Cepat, Jangan Terjebak Riba: Saatnya Organisasi Kita Berdaya dengan Cara Halal
Di dunia organisasi, apalagi organisasi berbasis agama, kesempatan untuk mengelola dana amanah adalah sebuah kehormatan besar. Namun, sekaligus amanah yang berat. Sebab, setiap rupiah yang kita kelola akan dipertanggungjawabkan, bukan hanya di hadapan manusia, tapi di hadapan Allah Ta’ala. Satu fenomena yang patut kita renungkan bersama adalah:Ketika sebuah organisasi mendapat suntikan dana segar, niat awalnya tentu mulia — mengembangkan dana itu agar memberi manfaat lebih besar. Namun, sayangnya, terkadang jalan yang dipilih justru jalan yang dilarang.Karena ingin mudah, karena ingin cepat, tanpa banyak berpikir panjang, dipilihlah cara meminjamkan dana dengan…
Read MoreBahaya Salah Memilih Basic Intelektual dalam Organisasi
Dalam setiap organisasi, memilih siapa yang menjadi basic intelektual — sosok atau kelompok yang bertugas membimbing arah berpikir, visi, dan strategi organisasi — adalah keputusan yang sangat fundamental. Sebab, keberadaan mereka akan sangat menentukan kekuatan atau kelemahan sebuah organisasi di masa depan. Namun, apa yang terjadi jika pilihan itu keliru?Jika yang diangkat menjadi basic intelektual justru seseorang yang lemah akalnya, terbatas pikirannya, sempit wawasannya, dan dangkal daya intelektualnya, maka organisasi tidak hanya berjalan tanpa arah, melainkan juga perlahan-lahan menuju kehancuran. Dampak Salah Memilih Basic Intelektual 1. Visi Organisasi Menjadi Dangkal…
Read MorePentingnya Peran “Basic Intelektual” dalam Organisasi
Dalam setiap organisasi — baik di bidang bisnis, sosial, pendidikan, maupun pemerintahan — keberadaan sosok intelektual merupakan sebuah kebutuhan mutlak. Peran ini, yang sering disebut sebagai “basic intelektual”, memiliki posisi yang sangat istimewa dan tidak tergantikan. Siapa Itu Basic Intelektual? Basic intelektual adalah individu atau kelompok yang memiliki: Mereka adalah sosok yang mampu melihat apa yang tidak bisa dilihat oleh mata biasa dan menjangkau tingginya logika yang tidak terjangkau oleh nalar umum. Mengapa Peran Ini Sangat Penting? Keberadaan basic intelektual dalam organisasi membawa manfaat besar, antara lain: Kenapa Sosok Ini…
Read MoreMembangun Desa Maju Melalui Kolaborasi: Mengatasi Keterputusan Komunikasi dan Pengelolaan Organisasi Masyarakat
Membangun Desa Maju Melalui Kolaborasi: Mengatasi Keterputusan Komunikasi dan Pengelolaan Organisasi Masyarakat Di sebuah desa, seringkali kita menemui berbagai macam organisasi yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan kebutuhan dan minat masyarakat. Organisasi-organisasi ini bisa melibatkan anak-anak, remaja, pelajar, mahasiswa, pemuda, dan dewasa—baik khusus laki-laki, perempuan, maupun campuran keduanya. Masing-masing organisasi ini memiliki Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD-ART) yang berbeda, yang menjadi landasan bagi kegiatan mereka. Namun, yang seringkali terjadi adalah keterputusan komunikasi antara pemerintah desa dan organisasi-organisasi ini. Hal ini menyebabkan pemerintah desa tidak dapat berperan maksimal dalam…
Read MoreMembangun Desa yang Maju Melalui Organisasi Berjenjang: Gagasan Pembelajaran Karakter
Kepala desa memegang peranan yang sangat penting dalam mengelola dan memajukan masyarakat di desa. Salah satu langkah krusial untuk mencapainya adalah dengan membangun sistem pembelajaran yang terstruktur dan berkelanjutan. Salah satu gagasan yang bisa diterapkan adalah sistem organisasi berjenjang yang memfasilitasi pembelajaran karakter dan keterampilan warga dari usia dini hingga dewasa. Hal ini bukan hanya penting untuk pembangunan fisik desa, tetapi juga untuk membentuk masyarakat yang cerdas, terampil, dan siap memimpin serta dipimpin. Pentingnya Pembelajaran Karakter dalam Masyarakat Desa Pembelajaran karakter adalah proses yang melibatkan pengajaran nilai-nilai seperti kepemimpinan, tanggung…
Read MoreMenginspirasi Perubahan: Sistem Organisasi Berjenjang di Masjid Jogokariyan sebagai Wadah Kepemimpinan dan Pemberdayaan
Di tengah hiruk-pikuk kehidupan kota yang terus berkembang, ada satu tempat yang senantiasa menjadi penopang nilai-nilai keagamaan dan sosial—Masjid Jogokariyan di Yogyakarta. Masjid ini bukan hanya sekadar tempat ibadah, tetapi juga pusat pembelajaran, pemberdayaan, dan pengembangan kepemimpinan bagi masyarakat sekitar. Salah satu kekuatan utama dari Masjid Jogokariyan adalah penerapan sistem organisasi berjenjang yang tidak hanya mengorganisir jamaah berdasarkan usia, tetapi juga memperkaya pengalaman dan kemampuan mereka dalam setiap tahapan kehidupan. Dengan sistem ini, setiap individu—mulai dari anak-anak hingga orang dewasa—diberikan kesempatan untuk berkembang dan memimpin, sesuai dengan kapasitas dan tahapan…
Read More