Laki-Laki, Jangan Hilang Harga Dirimu karena Lupa Berbakti pada Ibumu
Wahai anak laki-laki,
Kau boleh sibuk bekerja siang malam.
Kau boleh memberi nafkah pada istri dan anakmu dengan bangga.
Kau boleh duduk di kursi kehormatan, disanjung karena jabatan dan pencapaian.
Namun jika ibumu sakit dan tak kau obati,
Jika ibumu kesepian dan tak kau temani,
Jika ibumu menderita dan tak kau ringankan beban hidupnya,
maka ketahuilah—kemuliaanmu telah runtuh tanpa suara.
Bakti pada Ibu Bukan Pilihan, Tapi Harga Diri Sejati
Banyak laki-laki merasa mulia hanya karena punya banyak tanggung jawab.
Tapi mereka lupa bahwa tanggung jawab pertama dan terbesar—sebelum istri dan anak—adalah kepada ibu yang melahirkannya.
Bakti kepada ibu bukan sekadar tugas, tapi cermin harga diri.
Engkau boleh punya banyak saudara lelaki,
tapi bakti pada ibu bukan urusan kolektif.
Itu kewajiban pribadi.
Dan setiap anak akan ditanya sendiri-sendiri di hadapan Tuhan,
“Sudahkah kau rawat ibumu? Sudahkah kau bahagiakan dia?”
Lelaki yang Lalai, Bukan Lelaki Mulia
Laki-laki yang sukses tapi lalai pada ibunya bukan sedang membangun kejayaan,
tapi sedang menggali kehinaan pelan-pelan.
Ia tak akan dihormati oleh langit,
dan perlahan, ia juga tak akan lagi dihormati oleh bumi.
Sungguh celaka jika ia merasa baik-baik saja.
Merasa cukup hanya karena urusan dunia beres.
Karena kehinaan paling menyakitkan adalah yang tidak disadari.
Dan jika Tuhan yang harus menyadarkan,
maka bersiaplah…
Teguran-Nya bisa datang dalam bentuk yang mengguncang, bahkan mematahkan.
Sadar Sebelum Terlambat
Tidak ada manusia yang suka hina. Tapi tidak semua manusia sadar bahwa dirinya sedang berada di jurang kehinaan.
Dan kehinaan karena mengabaikan ibu adalah yang paling dalam.
Karena ketika engkau menyakiti hati ibu,
engkau sedang menjauhkan dirimu dari doa yang melapangkan hidupmu.
Maka wahai para laki-laki,
Jika ibumu masih hidup, kunjungilah.
Jika dia sakit, rawatlah.
Jika dia sepi, temani.
Kalau pun tak banyak yang bisa kau beri,
cukup hadir dan peduli—itu sudah berarti.
Dan jika ibumu telah tiada,
Jangan biarkan kuburnya sepi dari doa-doa anak laki-laki yang seharusnya menjadi kebanggaannya.
Penutup: Inilah Laki-Laki Sejati
Laki-laki sejati bukan yang paling kuat atau paling kaya.
Tapi yang paling tahu diri kepada ibunya.
Yang menjaga harga dirinya bukan di hadapan manusia,
tapi di hadapan Allah yang Maha Menyaksikan.
By: Andik Irawan