Di tengah gemuruh zaman modern, ketika segala sesuatu bergerak cepat, dan peran-peran sosial saling bertukar tempat, satu pertanyaan menggema di hati banyak pria: “Masih adakah tempat untukku sebagai pemimpin?” Jawabannya: Bukan hanya ada—itu adalah takdirmu. Islam: Menetapkan Pria Sebagai Pemimpin, Bukan Penguasa Dalam Islam, Allah tidak menjadikan pria sebagai penguasa yang menindas, tapi sebagai pemimpin yang mengayomi. “Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita…”(QS. An-Nisa: 34) Pemimpin berarti penanggung jawab. Dalam rumah tangga, dalam keluarga, dalam masyarakat. Bahkan dalam keluarga, Tuhan menitipkan tiga sosok wanita kepada pria: ibunya, istrinya, dan…
Read MorePenulis: andik
Dunia Kini Dikuasai Karakter, Bukan Jenis Kelamin – Saatnya Pria Bangkit
Dunia Kini Dikuasai Karakter, Bukan Jenis Kelamin – Saatnya Pria Bangkit Di zaman modern ini, batas-batas tradisional antara pria dan wanita mulai kabur. Kita melihat perempuan memimpin rapat kabinet, memegang jabatan strategis, menjadi pengusaha tangguh, bahkan turun ke jalan sebagai ojek dan petugas keamanan. Di sisi lain, ada pria yang kehilangan semangat juangnya, takut ambil keputusan, dan bahkan cenderung lari dari tanggung jawab. Apa yang sedang terjadi? Ini bukan soal fisik. Ini soal karakter. Pria Bukan Soal Jenis Kelamin, Tapi Karakter Sejak dulu, pria sejati identik dengan kekuatan mental: berani,…
Read MoreBukan Membatasi Perempuan, Tapi Saatnya Memberdayakan Pria
Bukan Membatasi Perempuan, Tapi Saatnya Memberdayakan Pria Di tengah hiruk-pikuk zaman modern, dunia kerja berubah drastis. Perempuan kini tampil di barisan depan: menjadi pejabat, guru, pengusaha, bahkan sopir ojek online. Kehadiran mereka bukan lagi pengecualian, melainkan sudah menjadi bagian utama dari mesin ekonomi bangsa. Tapi di balik semua itu, ada kegelisahan yang mulai muncul: ke mana peran laki-laki? Mengapa banyak dari mereka tertinggal, bahkan kehilangan peluang? Pertanyaan besar pun muncul: Mengapa negara tidak membuat batasan agar dominasi kerja perempuan tidak kebablasan? Jawabannya tidak sederhana. Tapi mari kita bahas dengan jujur…
Read MoreKetika Dunia Kerja Dipenuhi Wanita: Saatnya Pria Bangkit dan Menyusun Strategi Baru
Ketika Dunia Kerja Dipenuhi Wanita: Saatnya Pria Bangkit dan Menyusun Strategi Baru Di era modern ini, perubahan besar sedang terjadi dalam berbagai lini kehidupan. Salah satu yang paling terasa adalah semakin dominannya peran perempuan dalam dunia kerja. Dari posisi kasir, guru, dokter, sopir ojek, bahkan hingga level pejabat negara—perempuan hadir dan mengambil peran penting. Sebagian pria merasa tergusur. “Dulu kita pemimpin, sekarang kita kalah bersaing,” begitu keluh sebagian orang. Namun, mari kita berhenti sejenak dan memandang fenomena ini dengan kepala dingin. Bukan Salah Perempuan, Tapi Tanda Zaman Berubah Emansipasi bukanlah…
Read More“Kemuliaan Perempuan dan Bahaya Joget di Era Digital: Ketika Nilai Ditinggalkan demi Sensasi”
“Kemuliaan Perempuan dan Bahaya Joget di Era Digital: Ketika Nilai Ditinggalkan demi Sensasi” Di tengah derasnya arus digital dan budaya viral, kita menyaksikan satu fenomena yang kian meluas: perempuan yang menari, berjoget, dan memamerkan gerakan tubuh di hadapan kamera—kemudian dibagikan ke publik tanpa batas. Fenomena ini semakin dianggap lumrah. Bahkan disambut dengan pujian dan tepuk tangan. Tapi kita perlu berhenti sejenak, merenung dalam-dalam: apakah ini bagian dari kebebasan? Ataukah ini bentuk kebodohan yang tak disadari? Perempuan adalah simbol kemuliaan, penjaga kehormatan, dan tiang utama peradaban. Dalam dirinya ada kekuatan lembut…
Read More“Ketika Hiburan Menggoda, Akal Harus Berbicara: Menyikapi Realita Kebodohan di Era Digital”
“Ketika Hiburan Menggoda, Akal Harus Berbicara: Menyikapi Realita Kebodohan di Era Digital” Kita hidup di era yang serba cepat, serba instan, dan serba viral. Sekali klik, jutaan konten tersaji di hadapan kita. TV, YouTube, dan media sosial menyuguhkan berbagai tayangan dari seluruh dunia—dari yang mendidik hingga yang membahayakan. Namun ada satu fenomena yang patut kita renungkan bersama: tontonan yang mempertaruhkan nyawa demi hiburan. Kita menyaksikan orang melompat dari gedung tinggi, adu kecepatan di jalan umum, menyiksa diri sendiri, bahkan melakukan hal-hal tak masuk akal—semua demi “konten”. Demi tayangan. Demi sensasi.…
Read More“Ketika Nafsu Berkuasa: Saat Kebodohan Menjadi Tak Terhindarkan”
Setiap manusia menyimpan dua kekuatan besar dalam dirinya: akal dan hawa nafsu. Keduanya terus bersaing setiap hari, setiap waktu, dalam setiap pilihan. Satu membawa kita menuju cahaya kebenaran, satu lagi menjerumuskan ke dalam kegelapan kebodohan. Akal adalah anugerah ilahi. Ia membuat kita bisa berpikir, menimbang, dan memutuskan dengan bijak. Ia menjaga kita dari tindakan gegabah dan keputusan yang menghancurkan. Sementara hawa nafsu adalah dorongan dalam diri yang liar, menginginkan yang cepat, yang menyenangkan sesaat, tanpa peduli benar atau salah. Masalahnya bukan karena manusia tak tahu apa yang benar—tetapi karena sering…
Read More“Kebodohan Paling Fatal: Salah Memilih Keyakinan”
Dalam perjalanan hidup, manusia dihadapkan pada banyak pilihan: memilih pendidikan, pekerjaan, pasangan, tempat tinggal, gaya hidup, dan sebagainya. Tapi dari sekian banyak pilihan itu, ada satu yang paling krusial, paling mendasar, dan paling menentukan arah akhir kehidupan—yaitu memilih keyakinan. Keyakinan adalah inti dari hidup manusia. Ia bukan sekadar agama yang tertera di KTP, bukan pula tradisi turun-temurun tanpa makna. Keyakinan adalah landasan nilai, penuntun arah, dan penentu nasib—bukan hanya di dunia, tapi juga di akhirat. Maka, salah memilih keyakinan adalah kesalahan paling fatal, karena taruhannya bukan sekadar kebahagiaan sesaat, melainkan…
Read More“Kebodohan: Bahaya yang Sering Tak Disadari”
“Kebodohan: Bahaya yang Sering Tak Disadari” Dalam hidup ini, banyak hal yang bisa membahayakan kita: penyakit, kemiskinan, bencana alam, bahkan kejahatan manusia. Tapi ada satu hal yang sering luput dari perhatian, padahal bahayanya bisa jauh lebih mematikan—kebodohan. Kebodohan bukan sekadar tidak tahu. Ia adalah kondisi di mana seseorang benar-benar tidak mengerti, tidak paham, dan tidak menyadari apa yang sedang ia hadapi. Kebodohan bukan hanya soal akademis atau pendidikan, tapi soal ketidaktahuan terhadap konsekuensi dari tindakan. Dan justru karena tidak tahu, maka seseorang bisa dengan mudah menyakiti orang lain—tanpa sadar, tanpa…
Read MoreWaktu Adalah Amanah, Bukan Sekadar Lewat
Waktu Adalah Amanah, Bukan Sekadar Lewat Kelak di hari kebangkitan, saat seluruh manusia berdiri di hadapan Tuhan untuk dihisab, akan ada empat pertanyaan utama yang tak seorang pun bisa lari darinya. Salah satunya adalah: “Tentang umurmu, untuk apa kau habiskan?” Pertanyaan ini sederhana, namun sarat makna. Karena saat Allah bertanya tentang umur, sejatinya itu adalah pertanyaan tentang waktu. Bagaimana kita mengisi detik demi detik, jam demi jam, hari demi hari dalam kehidupan ini. Waktu Adalah Titipan, Bukan Milik Seringkali kita merasa waktu itu milik kita. Kita bebas menggunakannya sesuka hati.…
Read More