Dalam berbagai kegiatan sosial dan ibadah umat Islam—seperti pelaksanaan qurban, pembangunan masjid, pengajian, atau kegiatan keagamaan lainnya—banyak pihak terlibat sebagai panitia atau relawan. Namun, sering muncul pertanyaan: apakah mereka berhak menerima imbalan? Dan jika diberi, apakah itu disebut upah atau sekadar apresiasi? Pertanyaan ini bukan sekadar teknis, tapi menyentuh esensi kemurnian niat dalam beramal dan menjalankan ibadah. Untuk itu, mari kita bedah secara jernih dan hati-hati: apa itu upah, apa itu apresiasi, dan bagaimana batasnya secara syariat. 1. Apa Itu Upah (Ujrah)? Upah adalah imbalan yang diberikan atas jasa kerja…
Read MorePenulis: andik
Memahami Status Panitia Qurban: Bukan Wakil, Tapi Relawan Mulia
Memahami Status Panitia Qurban: Bukan Wakil, Tapi Relawan Mulia Setiap Idul Adha, umat Islam melaksanakan ibadah qurban sebagai bentuk taqarrub (pendekatan diri) kepada Allah. Dalam pelaksanaannya, biasanya dibentuk panitia qurban yang membantu proses penyembelihan, pengemasan, dan pendistribusian daging. Namun, sering terjadi kebingungan atau kesalahpahaman tentang status dan hak panitia qurban, khususnya dalam hal pemberian bagian hewan qurban seperti daging, kulit, kepala, dan sebagainya. Agar ibadah qurban berjalan sah dan berkah, penting untuk memahami dengan benar posisi panitia dan batasan pemberian dari shohibul qurban (orang yang berqurban). 1. Panitia Qurban Bukan…
Read MorePahami Syariat Pembagian Daging Qurban: Murni Karena Allah, Bukan Balas Jasa
Pahami Syariat Pembagian Daging Qurban: Murni Karena Allah, Bukan Balas Jasa Setiap kali Hari Raya Idul Adha tiba, semarak pelaksanaan ibadah qurban terasa di seluruh penjuru negeri. Hewan-hewan qurban disembelih, dagingnya dibagikan ke berbagai kalangan, dan umat Islam bergembira menyambut momen penuh berkah ini. Namun, ada satu hal yang sering luput dari perhatian: bagaimana cara pembagian daging qurban yang sesuai dengan syariat Islam? Islam bukan sekadar agama ritual, tetapi sistem kehidupan yang lengkap. Termasuk dalam hal ini adalah aturan tegas dan rinci soal penyaluran daging qurban, yang merupakan bagian dari…
Read MoreSeni Memberdayakan: Ketika Kepemimpinan Diuji oleh Lingkungan yang Tak Bersahabat
Dalam dunia kepemimpinan, ada satu kemampuan yang tak hanya bernilai tinggi, tetapi juga jarang dimiliki: kemampuan memberdayakan orang lain. Kemampuan ini bukan sekadar tentang memberi perintah atau mengatur strategi, tetapi tentang membangkitkan potensi terbaik dari setiap orang di sekitar kita—membuat mereka merasa mampu, bernilai, dan siap berkontribusi. Namun, seni memberdayakan ini bukan kemampuan yang bisa dipelajari secara instan. Ia lahir dari kedewasaan mental, kestabilan emosi, dan kepercayaan diri yang kuat. Dan yang paling penting, seni ini hanya bisa berjalan jika sang pemimpin disegani dan memiliki pengaruh yang diakui oleh lingkungannya.…
Read MoreFilosofi Genteng: Tentang Posisi, Fungsi, dan Kehormatan
Filosofi Genteng: Tentang Posisi, Fungsi, dan Kehormatan Di atas setiap rumah yang kokoh berdiri, terdapat genteng—lembaran sederhana yang terbuat dari tanah liat. Sekilas, genteng tampak biasa saja. Ia tak mewah, tak mencolok, bahkan mungkin tampak remeh bila diletakkan begitu saja di tanah. Tapi saat genteng berada di tempat yang seharusnya—di atap rumah—ia menjelma menjadi pelindung yang tangguh, penjaga kehangatan, dan simbol keteduhan. Genteng adalah cerminan kehidupan. Ia mengajarkan kita filosofi mendalam tentang ketepatan posisi, nilai fungsi, dan arti kehormatan sejati. Genteng dan Kehormatan yang Muncul dari Fungsi Genteng hanya menjadi…
Read More“Paradoks Pikiran Tajam dalam Lumpur Kehidupan: Mengungkap Emas yang Tersembunyi”
“Paradoks Pikiran Tajam dalam Lumpur Kehidupan: Mengungkap Emas yang Tersembunyi” Di dunia ini, seperti halnya berbagai jenis mata pisau dan pedang, kualitas pikiran manusia juga berbeda-beda. Ada pikiran yang tumpul, sulit mencerna persoalan secara mendalam. Tapi ada pula pikiran yang begitu tajam—tajam melebihi mata pedang, hingga sehelai rambut yang jatuh di atasnya pun terpotong. Pikiran seperti ini mampu menembus permukaan persoalan, membedahnya dengan logika dan intuisi yang luar biasa, serta menghasilkan analisa yang tepat, akurat, dan kadang bahkan visioner. Sayangnya, kualitas luar biasa ini tidak selalu tampak di permukaan. Tidak…
Read MoreMukjizat yang Tak Pernah Padam: Bagaimana Manusia Modern Meyakini Kenabian Muhammad SAW
Pada masa lalu, para nabi diutus dengan mukjizat yang luar biasa. Nabi Ibrahim dibakar hidup-hidup namun tidak terbakar, Nabi Musa berhadapan dengan tukang sihir Fir’aun dan membelah laut, Nabi Shaleh mengeluarkan unta dari batu karang, dan Nabi Muhammad SAW sendiri menghadapi ancaman pembunuhan serta berbagai tantangan besar dari kaumnya. Mukjizat-mukjizat itu nyata, bisa disaksikan langsung oleh masyarakat di zamannya, hingga membuat banyak orang tunduk dan beriman. Namun sekarang, zaman sudah berubah. Kita tidak lagi hidup berdampingan langsung dengan seorang nabi. Maka pertanyaan besar muncul: Bagaimana manusia modern dapat meyakini bahwa…
Read MoreMengapa Saya Memilih Islam: Ketika Akal Bertemu Iman
Mengapa Saya Memilih Islam: Ketika Akal Bertemu Iman Indonesia adalah negeri yang kaya keyakinan. Enam agama diakui secara resmi, dan masyarakatnya hidup dalam pluralitas keyakinan yang luar biasa. Dalam kondisi ini, setiap individu diberi ruang untuk mencari, menimbang, dan menetapkan jalan hidup spiritualnya. Bagi sebagian orang, agama adalah warisan — didapat dari orang tua dan dilanjutkan begitu saja tanpa banyak pertimbangan. Namun bagi sebagian lainnya, agama adalah hasil dari pencarian sadar, melalui perenungan akal dan pembuktian logika. Saya termasuk dalam golongan kedua. Meski sejak lahir memeluk Islam karena keturunan, keputusan…
Read MoreMenemukan Agama yang Benar: Panduan Akal Sehat Menuju Cahaya Kebenaran
Setelah akal sehat mengakui bahwa semesta ini tidak mungkin hadir begitu saja tanpa penyebab, ia pun menyimpulkan bahwa Tuhan — Sang Pengatur — benar-benar ada. Namun, perjalanan belum selesai. Sebab muncul pertanyaan penting:Jika Tuhan benar-benar ada, maka agama manakah yang benar-benar berasal dari-Nya? Di sinilah akal berperan kembali. Ia tak boleh berhenti hanya pada pengakuan, tapi harus mencari, menimbang, dan memilih. Dunia ini penuh dengan tawaran agama dan keyakinan, dan semuanya mengklaim sebagai jalan kebenaran. Maka, bagaimana cara akal membedakan mana yang betul-betul dari Tuhan? Jawabannya ternyata sederhana namun mendalam:Pilihlah…
Read MoreMenemukan Tuhan dengan Logika Sederhana: Ketika Akal Bicara, Hati Menyapa Tuhan
Menemukan Tuhan dengan Logika Sederhana: Ketika Akal Bicara, Hati Menyapa Tuhan Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern yang serba kompleks, ada satu pertanyaan yang tetap abadi dan universal:Apakah Tuhan itu ada? Dan jika ada, bagaimana cara menemukannya? Banyak yang menyangka bahwa mengenal Tuhan adalah proses rumit yang hanya bisa ditempuh oleh para pemikir besar atau ahli agama. Padahal, Tuhan bisa ditemukan oleh siapa saja, bahkan dengan logika paling sederhana. Karena sebenarnya, akal manusia — sekecil apapun — sudah cukup mampu menunjukkan arah menuju-Nya. 1. Prinsip Dasar Logika: Di Balik Keteraturan, Ada…
Read More